Diskusi Double Check Perdana Digelar, Angkat Isu Terkait Pemerintahan Prabowo Subianto serta Program MBG
Politik

Diskusi bertajuk Double Check digagas DPP Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air (Gempita) digelar hari ini, Sabtu (10/5/20259 di Agreya Coffe kawasan Menteng, Jakarta Pusat dengan mengangkat tema "Ada Apa Dengan Prabowo?".
Dalam diskusi perdana ini, Double Check menghadirkan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi, Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN) Tigor Pangaribuan, Ketua DPP Gempita Alfonso FP dan dipandu oleh Wakil Ketua DPP Gempita Roso Daras.
Hasan Nasbi mengatakan bahwa podcast Double Check dapat menjadi klarifikasi dari pemerintah mengenai apa yang terjadi di masyarakat.
Baca Juga: Momen Presiden Prabowo Tinjau Langsung dan Buka Puasa Bareng Warga Terdampak Banjir di Bekasi
"Saya setuju dengan Doubel Check ini karena memang hari ini banyak sekali berita yang simpang-siur, makanya perlu Double Check untuk memahami persoalan itu," ujar Hasan Nasbi dalam Diskusi Double Check digelar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Ada juga dengan sengaja menyebarkan kesalahpahaman. Makanya (dengan adanya Double Check) supaya masyarakat juga tidak terjebak (kesalahpahaman)," sambungnya.
Hasan Nasbi menambahkan bahwa sosok Presiden Prabowo Subianto diangkat dalam diskusi kali ini menjadi salah satu tema menarik.
Baca Juga: Gempita Bagikan Ribuan Paket Sembako di Sumut, Sentuh Langsung Akar Rumput Pendukung Prabowo-Gibran
Terlebih ketika pernyataan-pernyataan Kepala Negara yang diutarakan sebelum menjadi presiden, akhir-akhir ini menjadi kenyataan.
Contohnya peperangan antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022 lalu.
Ditambah lagi, konflik di Jalur Gaza tak kunjung berhenti, dan terbaru konflik yang terjadi di India dan Pakistan.
"Kita flashback di tahun 2019 ketika debat, Pak Prabowo waktu itu bilang kita sebagai sebuah bangsa selalu siaga dan waspada karena perang bisa terjadi kapan saja," ujar Hasan Nasbi.
"Apa yang diomongin menjadi bahan tertawaan aja tahun 2019. Saya bukan ahli tetapi naif waktu itu yang tidak percaya dunia akan berperang. Tahun 2022 Rusia berperang dengan Ukraina," lanjutnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat berkomitmen untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Bahkan Prabowo sudah menargetkan hingga November 2025, penerima manfaat harus mencapai 82,9 juta penduduk.
"Saya mengonfirmasi bahwa komitmen Pak Prabowo sangat tinggi untuk program tersebut. Malah kami di BGN, saya sebagai Deputi Sistem dan Tata Kelola, benar-benar habis-habisan dan harus mencapai target yang dia minta," jelas Tigor.
Tigor membeberkan, berdasarkan rencana yang dibuat, penerima MBG tahun ini ditargetkan 15 juta. Karena masih dalam tahap persiapan meliputi pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.
"Tadinya kami membuat planning 15 juta tahun ini karena persiapannya aja lima tahun. Kita berpikir seperti Finlandia mereka persiapannya aja lima tahun," jelas Tigor.
"Kemarin ketemu dengan tim Finlandia mereka itu tidak sampai 10 juta malah, itu 8,9 juta. Jadi dari awal kami targetnya 15 juta di tahun 2025. Karena kami berpikir bahan pangannya siap dulu, SPPG juga dibangun dulu," tuturnya.
Untuk diketahui, diskusi Double Check yang digagas DPP Gempita akan menjadi diskusi rutin tiap minggu dengan menghadirkan beberapa narasumber serta tema-tema lainnya.
Minggu depan, diskusi Double Check bakal mengangkat tema ketahanan energi, dengan mengundang narasumber-narasumber dari kementerian terkait. (Penulis: Selvianus Kopong Basar)