Forumterkininews.id, Jakarta – Forum Komunikasi Artis Minang Indonesia (Forkami) periode 2022-2025 dikukuhkan. Rifo Darma Saputra ditetapkan sebagai ketua umum dan dikukuhkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Syaifullah MM di Bekasi, Rabu (30/3).
Syaifullah, yang mewakili Gubernur Sumatera Barat, berharap Forkami bisa membangkitkan nama artis-artis Minang di kancah nasional selain melestarikan kekayaaan budaya dan kesenian Minangkabau yang kaya. “Pak Gubernuir menyambut gembira,†katanya.
Dalam siaran persnya yang diterima Forumterkininews.id, Syaifullah berjanji akan memfasilitasi para artis Minang tanah air apalagi di bawah kepemimpinan sosok muda seperti Rifo, yang sejak pandemi Covid-19 merebak sudah menggerakkan program Sejuta Sajadah bagi masjid dan surau, bukan saja di Sumatra Barat melainkan juga ke tempat lain seperti Nusa Tenggara Timur.
“Ini inspirasi positif bagi generasi muda Minangkabau,†katanya.
Sementara itu Rifo menyatakan prihatin dengan kehidupan artis dan seniman Minangkabau yang ikut terdampak berat akibat pandemi Covid-19 sejak awal 2020.
“Oleh karena itu saya akan berusaha meningkatkan taraf hidup para artis dan seniman Minangkabau selama masa pengurusan saya sampai tiga tahun ke depan dengan berbagai program,†Rifo melanjutkan.
Dikatakan juga bahwa ia melihat adanya peluang bagi seniman muda Minangkabau untuk berkarya secara nasional dan internasional seperti pernah ditunjukkan artis Minang besar Elly Kasim dan Tiar Ramon.
“Setelah keduanya wafat kini sulit dicari pengganti mereka. Namun Insya Allah dari Forkami akan muncul para seniman muda yang bisa menyamai bahkan melebihi nama besar keduanya.†tuturnya.
Sosiolog senior Universitas Indonesia, Associate Prof. Dr. Ricardi S. Adnan, yang memberikan sambutan sebagai tokoh masyarakat Minang di Jakarta, menyatakan, optimismenya bahwa Forkami yang dibentuk atas basis kesamaan kultural dan kekuatan solidaritas sosial akan mampu berkiprah maksimal.
“Contoh-contoh seperti Forkami dari kebudayaan lain di tingkat nasional dan internasional menunjukkan mereka bisa jalan meski di tengah disrupsi budaya global yang tinggi,†ujar mantan Kaprodi Pascasarjana Sosiologi UI dan mantan Direktur UI Press yang berdarah Solok ini.
