Riset Sesar Aktif yang Belum Terpetakan

FTNews - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama sejumlah unsur riset meneliti sejumlah sesar di Jawa Barat. Terutama sesar aktif yang belum terpetakan.

Melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi, BRIN memang sudah melakukan riset-riset gempa bumi di seluruh Indonesia. Fokusnya untuk mencari sumber-sumber potensi terjadinya gempa bumi.

Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Edi Hidayat mengungkapkan, secara geologi Pulau Jawa bagian barat khususnya Provinsi Jawa Barat merupakan daerah rawan bencana geologi. Salah satunya gempa bumi.

“BRIN terus melakukan penelitian terhadap patahan atau sesar-sesar yang berpotensi menjadi sumber gempa bumi di Jawa Barat termasuk sesar Lembang,” kata Edi dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat (10/5).

Data riset sesar yang BRIN lakukan itu lanjutnya sudah relative lengkap. Walaupun masih perlu penelitian lanjutan untuk melakukan pencarian patahan atau sesar aktif yang berpotensi menjadi sumber gempa di masa depan.

Sebagai informasi, sesar Lembang merupakan sesar aktif yang memotong batuan vulkanik berumur muda (Kuarter). Membentang dengan arah barat-timur melintasi Desa Cibodas, Maribaya. Lembang sampai daerah Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

Meski demikian Edi juga mengingatkan adanya potensi dari sesar-sesar lainnya yang peneliti temukan di sekitar Bandung dan perlu penelitian lebih lanjut.

“Salah satu contoh sesar yang menjadi sumber gempa di Cianjur. Sesar di Sumedang, sesar-sesar di Garut Selatan, dan sesar Baribis di Subang bagian utara. Sesar Cianjur itu sebelumnya tidak terpetakan. Walaupun sejarah aktivitas kegempaannya ada tetapi sesar itu tidak nampak di permukaan berbeda dengan sesar Lembang,” jelas Edi.

Lebih lanjut, Edi menjelaskan bahwa sesar – sesar lokal yang segmennya relatif pendek ini belum terpetakan dengan baik tetapi aktivitas kegempaannya.

BACA JUGA:   Percepatan Transformasi Digital, KSP: Indonesia Butuh 9 Juta Talenta
Dampak gempa bumi perlu diwaspadai. Foto: Freepik

Belum Terpetakan

Sehingga harus diwaspadai meski di luar Bandung tetapi dampaknya akan tetap terasa. Bahkan di buku Pusgen belum muncul. Oleh sebab itulah, BRIN akan terus melakukan pencarian sesar yang data belum rinci.

Selain dengan perguruan tinggi, BRIN juga menggandeng EOS Singapura. Telah memasang alat geodetik untuk mengukur seberapa besar sesar tersebut mengalami pergerakan.

Mengingat potensi gempa akibat sesar Lembang itu selalu ada, maka kewaspadaan perlu masyarakat tingkatkan.

“Masyarakat harus mencari informasi yang benar terkait sesar Lembang dari sumber yang dapat dipercaya,” imbuhnya.

Mulailah peduli dengan membangun infrastruktur yang tahan gempa. Mulai mempersiapkan peralatan sederhana, seperti tas berisi obat-obatan, senter, pluit dan makanan ringan sebagai langkah sederhana dalam tanggap bencana.

Artikel Terkait