Ultimatum Trump Manjur? Jubir Kremlin Nyatakan Rusia Siap Berdamai dengan Ukraina

Nasional

Senin, 21 Juli 2025 | 04:10 WIB
Ultimatum Trump Manjur? Jubir Kremlin Nyatakan Rusia Siap Berdamai dengan Ukraina

Presiden Donald Trump merasa yakin Presiden Vladimir Putin akan mendengarkan perkataannya untuk segera masuk ke perundingan dan mencapai kesepakatan perdamaian. Pernyataannya ini diungkap di tengah agresifnya Rusia membombardir Ukraina.

rb-1

Trump meyakini, kesepakatan damai Rusia-Ukraina akan tercapai dalam waktu tidak sampai 50 hari.

Namun begitu Trump mengaku sejak ia menyampaikan pengumuman ‘ultimatum’ 50 hari untuk Rusia untuk mencapai perdamaian, dirinya belum berkontak dengan Putin. Tapi ia tetap yakin Putin akan menjalankan itu.

Baca Juga: Presiden Trump Sebut Tindakan Militer Rusia di Ukraina 'Menjijikkan'

rb-3

Ketika ditanya, apakah ia sekarang berada di pihak Ukraina, Trump berkata, "Saya tidak berada di pihak siapa pun," dan kemudian menyatakan ia berada di "pihak umat manusia" karena "Saya ingin menghentikan pembunuhan!"

Rusia Siap Berdamai dengan Ukraina

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov /Foto: tangkap layar YouTube PBS NewsHourJuru Bicara Kremlin Dmitry Peskov /Foto: tangkap layar YouTube PBS NewsHour

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina segera Berakhir? Putin akan Bertemu Trump dalam Waktu Dekat

Yang terjadi sekarang setelah Trump mengumumkan itu, muncul suara dari Kremlin yang menyatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk bergerak menuju penyelesaian damai bagi Ukraina.

Hal itu disampaikan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada televisi pemerintah dalam sebuah klip yang dipublikasikan pada hari Minggu, dilansir Reuters.

Peskov mengatakan bahwa dunia kini terbiasa dengan retorika Presiden AS Donald Trump yang terkadang "kasar", tetapi ia juga menekankan bahwa Trump juga telah menggarisbawahi dalam komentarnya tentang Rusia bahwa ia akan terus mengupayakan kesepakatan damai.

"Presiden Putin telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk membawa penyelesaian Ukraina ke penyelesaian damai sesegera mungkin. Ini adalah proses yang panjang, membutuhkan upaya, dan tidak mudah," kata Peskov kepada reporter televisi pemerintah Pavel Zarubin.

"Hal utama bagi kami adalah mencapai tujuan kami. Tujuan kami jelas," kata Peskov.

Pada hari Senin, Trump mengumumkan sikap yang lebih tegas terhadap Rusia, menjanjikan gelombang baru bantuan militer ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan rudal Patriot. Ia juga memberi Rusia batas waktu 50 hari untuk menyetujui gencatan senjata atau menghadapi sanksi tambahan.

Condoleezza Rice: Putin tak Bisa Dihentikan hanya dengan Kata-kata!

Presiden Rusia Vladimir Putin/Foto: Instagram PutinPresiden Rusia Vladimir Putin/Foto: Instagram Putin

Sementara itu, dilansir The Hill, menanggapi ultimatum Trump terhadap Rusia, Mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice menyatakan, ultimatum tersebut merupakan "titik balik" dalam upaya perdamaian dalam perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun di Ukraina.

"Minggu lalu merupakan titik balik," ujarnya dalam sebuah panel yang dimoderatori oleh Andrea Mitchell dari NBC di Forum Keamanan Aspen di Colorado.

"Saya pikir kabar terbaik yang bisa kami sampaikan kepada rakyat Ukraina adalah bahwa AS dan Eropa akhirnya sepakat bahwa (Presiden Rusia) Vladimir Putin tidak akan dihentikan hanya dengan kata-kata," lanjut Rice.

"Dia hanya akan dihentikan jika dia yakin bahwa dia tidak dapat melangkah lebih jauh, dia tidak dapat menang lebih jauh."

Analisisnya muncul hanya beberapa hari setelah Trump mengatakan AS akan menjatuhkan sanksi "berat" terhadap Rusia jika Kremlin tidak menyetujui gencatan senjata dengan Ukraina dalam "50 hari."

Ia juga mengindikasikan bahwa tarif “sekunder” — setinggi 100 persen — dapat ditambahkan yang akan menargetkan negara-negara pengimpor minyak dan gas dari Moskow.***

Sumber: Reuters, The Hill, sumber lainnya

Tag Perang Rusia Vs Ukraina Trump Ultimatum Rusia-Ukraina Damai 50 Hari

Terkini