Sahroni Minta BUMN Perhatikan Alat Beratnya soal Macet di Priok: Ekspor-Impor bisa Lumpuh
Nasional

Kemacetan parah melanda kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak Rabu malam, 16 April 2025, hingga Jumat dini hari, 18 April 2025.
Tampak, antrean panjang truk kontainer terlihat di berbagai titik, termasuk Tol Dalam Kota kawasan Jelambar Baru, Jembatan Dua Raya, Tubagus Angke, dan Jalan Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, menyayangkan kondisi ini dan menyoroti banyaknya alat angkut kontainer yang rusak di pelabuhan sebagai salah satu penyebab utama kemacetan. ​
Baca Juga: Sahroni: UU Ekstradisi Indonesia-Singapura Maksimalkan Penegakan Hukum
Sahroni menyayangkan kemacetan ini. Menurutnya sudah terlalu parah.
"Kondisi ini sangat disayangkan karena kemacetan di Priok ini sudah terlalu parah," kata Sahroni dalam keterangannya kepada wartawan.
"Hal ini disebabkan oleh banyaknya alat angkut kontainer yang rusak di pelabuhan, ditambah juga penumpukan di terminal yang menyebabkan kemacetan di mana-mana," sambungnya.
Baca Juga: Ahmad Sahroni: Pengerjaan Sirkuit Dilakukan 54 Hari Tanpa Henti
Dia menilai polisi sudah berupaya maksimal untuk mengurai kemacetan. Namun, upaya tersebut memang tersendat karena adanya alat berat yang rusak, sehingga sulit kemacetan bisa terurai.
"Kondisi ini harus menjadi perhatian BUMN, karena kalau alat beratnya banyak yang rusak, maka putaran roda jalan ekspor-impor bisa lumpuh," kata dia.
"Ekonomi juga bisa terdampak karena pelabuhan ini merupakan salah satu akses sentral barang. Yang rugi tentunya kita semua," sambungnya.
"Karenanya saya minta perusahaan-perusahaan yang memiliki alat berat tadi agar berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk tidak menyebabkan kemacetan seperti ini lagi," lanjutnya.
Sementara itu, Supervisor Humas dan Pelayanan Pelanggan PT Pelindo, M. Anwar, menjelaskan kemacetan terjadi akibat antrean truk yang akan melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Terjadi peningkatan arus barang peti kemas yang melakukan kegiatan receiving delivery di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini bersamaan dengan selesainya masa arus mudik lebaran dan pasca-pembatasan lalu lintas barang," katanya dalam keterangan tertulis.
Pelindo menjelaskan, kemacetan yang masih terjadi akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat di pelabuhan.
Anwar memastikan tak ada hambatan yang terjadi akibat error sistem, baik di Gate Pelabuhan maupun di terminal peti kemas Pelabuhan Priok.
Ia menyebut, kegiatan bongkar muat kapal berjalan lancar tanpa kendala.
"Salah satu titik kemacetan yaitu pada Terminal NPCT 1 dikarenakan peningkatan volume kendaraan yang melakukan kegiatan receiving delivery peti kemas. Data menunjukkan peningkatan hampir 100 persen jumlah truk yang masuk ke dalam terminal, di mana secara rata-rata jumlah yang masuk kurang dari 2.500 truk, namun hari ini mencapai di atas 4 ribu truk yang menuju NPCT 1," jelasnya.