Teknologi

Seberapa Bahaya Gigitan Komodo?

04 Desember 2025 | 16:06 WIB
Seberapa Bahaya Gigitan Komodo?
Komodo punya gigitan yang berbahaya. [Canva]

Air liur komodo mengandung sejumlah besar bakteri patogen dan toksin yang memiliki efek antikoagulan pada darah.

rb-1

Di alam, banyak hewan hanya boleh diamati dari jauh. Bisa ular, rahang buaya yang kuat, cakar singa yang cepat, atau gigitan komodo yang berbahaya adalah contoh nyata.

rb-3

Reptil ini adalah kadal terbesar di dunia – ikuti terus kami dan temukan semua tentang mereka.

Komodo, Kadal Raksasa

Komodo, kadal raksasa [Canva]Komodo, kadal raksasa [Canva]Reptil ini menyandang nama legendaris naga, makhluk mitologi yang sangat mirip dengan hewan-hewan ini.

Komodo termasuk dalam famili biawak dan endemik Indonesia. Saat ini, spesies ini terdaftar sebagai spesies rentan dalam Daftar Merah IUCN.

Panjangnya sekitar tiga meter dan beratnya sekitar 70 kilogram (155 pon), tetapi beratnya bisa melebihi 100 kilogram (220 pon).

Tubuhnya yang berotot ditutupi sisik, dan yang termuda berwarna kehijauan dengan bintik-bintik kekuningan dan hitam.

Komodo dewasa cenderung berwarna lebih kecokelatan. Ekornya sama kuat dan panjangnya dengan bagian tubuhnya yang lain; cakarnya juga besar dan terbagi menjadi lima jari kaki yang panjang.

Apakah Komodo Agresif?

Air liur Komodo mengandung bakteri patogen berbahaya [Canva]Air liur Komodo mengandung bakteri patogen berbahaya [Canva]

Ukurannya yang besar dan suara desisannya terkadang cukup untuk menunjukkan kekuatannya agar terhindar dari konfrontasi.

Hewan-hewan ini biasanya makan berkelompok ketika makanan berlimpah, tetapi perkelahian memperebutkan makanan atau betina dapat terjadi jika diperlukan.

Mereka memiliki kecepatan respons yang tinggi dan sering kali memikat mangsanya ke dalam air tempat mereka menunggu.

Ada beberapa serangan fatal pada manusia akibat gigitannya, tetapi kasus-kasus ini jarang terjadi. Hewan ini biasanya tidak meninggalkan habitatnya untuk menyakiti hewan lain jika memiliki sumber daya yang cukup.

Perkelahian antar komodo adalah konfrontasi jarak dekat, karena satu individu biasanya mencoba meraih dan melukai individu lain. Menariknya, hewan-hewan ini kebal terhadap gigitan mereka sendiri.

Gigitan Komodo yang Berbahaya

Bukan racun yang membuat gigitan Komodo berbahaya, melainkan air liurnya. Gigi Komodo tersembunyi di balik gusi dan sering berdarah saat makan. Mereka tidak menyuntikkan bisa seperti ular, karena air liurnya cukup beracun untuk membunuh.

Meskipun mereka pemakan bangkai, mereka juga memburu mangsanya. Komodo mampu membunuh hewan yang lebih besar dari mereka hanya dengan satu gigitan, seperti rusa dan babi hutan.

Mereka memanfaatkan faktor kejutan untuk menyergap mangsanya dan, setelah menggigitnya, mundur ke jarak aman hingga mangsanya roboh. Gigitan sering kali menyebabkan robekan yang dalam pada jaringan lunak hewan lain.

Jika mangsa berhasil melarikan diri, kemungkinan besar ia akan mati kehabisan darah atau lukanya akan terinfeksi serius. Mereka memakan mamalia, burung, telur, dan kadal lainnya, bahkan individu dari spesies mereka sendiri.

Air liur mereka mengandung sejumlah besar bakteri patogen:

  • Escherichia coli
  • Pasteurella multocida
  • Staphylococcus sp
  • Providencia sp
  • Proteus mirabilis
  • P. morganii

Yang dapat menyebabkan sepsis umum, tetapi ini bukan satu-satunya penyebab kematian pada korban komodo.

Di rahang komodo, kelenjar mengeluarkan serangkaian senyawa yang mencegah pembekuan darah dan menyebabkan penurunan tekanan darah, hipotermia, dan kelumpuhan otot, sehingga hewan yang digigit cepat mati kehabisan darah dan meninggal tak lama kemudian.

Air liur yang mematikan ini telah dipelajari untuk mengisolasi dan memanfaatkan senyawa antikoagulannya dalam pengobatan penyakit yang berkaitan dengan trombosis dan masalah kardiovaskular lainnya.

Apakah Partenogenesis Ada Pada Komodo?

Ini adalah kekhasan lain dari spesies ini. Komodo memiliki reproduksi seksual dan aseksual. Ini berarti betina dapat bertelur yang tidak dibuahi oleh jantan.

Hal ini dapat terjadi di alam liar, tetapi hanya diketahui terjadi pada betina yang dibiakkan di penangkaran. Keturunan partenogenetik hanya menghasilkan individu jantan.

Induknya menyumbangkan satu salinan kromosom, yang diduplikasi pada fase telur, berubah dari haploid menjadi diploid. Jika betina kemudian bereproduksi dengan keturunannya, ia dapat bertelur jantan dan betina.

Para ilmuwan percaya bahwa strategi reproduksi ini merupakan adaptasi terhadap relung ekologi yang terisolasi, seperti habitat komodo. Dengan cara ini, populasinya terus bertambah, meskipun keragaman genetiknya menurun.

Komodo memang menarik seperti namanya, karena dengan penampilan dan keganasan dinosaurus sungguhan, mereka mampu bertahan hidup dari kerusakan habitat, dan menunjukkan diri sebagai predator yang menakutkan.

Gigitan mereka yang mematikan dan kemampuan unik mereka untuk melestarikan spesies menjadikan mereka legenda hidup.

Sumber: My Animals

Tag komodo

Terkait