Sempat Viral dengan Pendapatan Puluhan Juta Per Hari, Jembatan Pribadi Haji Endang Terancam Dibongkar
Daerah

Sebuah jembatan viral milik pribadi di Karawang, Jawa Barat yang sudah ada sejak 15 tahun lalu terancam dibongkar. Jembatan yang biasa disebut oleh warga sebagai "Jembatan Haji Endang" ini sempat viral karena mampu mengumpulkan pendapatan hingga jutaan rupiah per hari.
Namun belakangan, Jembatan Haji Endang mendadak dipasang spanduk peringatan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Walaupun akhirnya spanduk tersebut diturunkan kembali oleh warga.
"Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, jembatan ini tidak memiliki izin melintasi sungai," demikian peringatan dari BBWS Citarum itu disampaikan pula melalui unggahan akun Instagram resmi mereka @pu_sda_citarum.
Jembatan itu menghubungkan Desa Anggadita, Kecamatan Klari, dengan Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel.
Dalam unggahan tersebut ditegaskan bahwa pembangunan dan pengoperasian jembatan perahu tanpa izin melanggar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.
Selain itu, Peraturan Menteri PUPR Nomor 28 Tahun 2015 menyebutkan bahwa pemanfaatan sempadan sungai harus mendapatkan izin dari pemerintah sesuai kewenangannya.
Jembatan Haji Endang sudah ada ketidaknya 15 tahun meski dari waktu ke waktu berubah. Kini jembatan itu sudah lebih baik.
Jembatan dibangun oleh pengusaha setempat Haji Endang yang berinisiatif membantu warga untuk melintas dari satu sisi sungai ke sisi lain tanpa harus memutar jauh. Dananya berasal dari pribadi dan pengelolaan uang dari bayaran pelintas.
Jembatan Haji Endang dibuat dengan 11 perahu ponton yang dijajar dari sisi Dusun Rumambe 1 hingga Desa Parungmulya. Di atasnya dipasang pelat besi atau baja.
Sepanjang sisi dipasang tali pengaman. Sementara area menuju jembatan diaspal dan dipasang penerangan dari semua arah.
Warga sekitar merasa terbantu dengan keberadaan Jembatan Haji Endang. Meskipun pengendara roda dua yang melintasi mesti membayar Rp 2.000.
Uang tersebut digunakan untuk perawatan jembatan hingga gaji pekerja yang mayoritas merupakan warga sekitar. Jembatan ini sempat viral beberapa tahun lalu dengan pendapat sekitar Rp25 juta per hari.