Sepekan sebelum Puncak Haji 108 Jemaah Wafat, Lebih Tinggi Dibanding Tahun Lalu, Kenapa?

Nasional

Selasa, 03 Juni 2025 | 19:26 WIB
Sepekan sebelum Puncak Haji 108 Jemaah Wafat, Lebih Tinggi Dibanding Tahun Lalu, Kenapa?
Ilustrasi musim haji 2025/Foto: dok Kementerian Agama

Puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), dalam situasi cuaca eksrem mendapat perhatian khusus dari Tim Kesehatan Jemaah Haji Indonesia. Guna menjaga semua proses berjalan lancar, juga menekan angka kematian Jemaah, diambil langkah menyatukan PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan dengan Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) untuk mendampingi jemaah.

rb-1

“Strateginya adalah bersatunya PPIH yang akan dibagi menjadi 8 markaz/maktab. Para dokter spesialis akan standby di markaz tersebut. Para dokter dan perawat akan mengisi markaz yang TKHK-nya sedikit, sementara jumlah jemaahnya banyak,” ujar Direktur Jenderal SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yuli Farianti, dikutip dari siaran pers Kementerian Kesehatan.

Angka Kematian Jemaah Haji Cukup Tinggi

Baca Juga: Kunjungi Daker Makkah, Wamenhaj Saudi Apresiasi Penyelenggaraan Haji Indonesia

rb-3

Kepala BPOM, dr. Taruna Ikrar, yang juga merupakan anggota Tim Amirul Haji/Foto: Instagram Taruna IkrarKepala BPOM, dr. Taruna Ikrar, yang juga merupakan anggota Tim Amirul Haji/Foto: Instagram Taruna Ikrar

Kepala BPOM, dr. Taruna Ikrar, yang juga merupakan anggota Tim Amirul Hajj, memaparkan, angka kematian jemaah haji yang cukup tinggi pada musim haji tahun ini menjadi perhatian serius bagi Tim Amirul Hajj.

“Ini satu minggu sebelum puncak haji, data yang meninggal dunia lebih tinggi dari tahun lalu pada hari yang sama. Saat ini ada 108 orang jemaah yang meninggal dunia,” ungkap dr. Taruna Ikrar.

Baca Juga: Sudah 53 Ribuan Jemaah dan Petugas Haji Tiba di Tanah Air, Jemaah Haji Gelombang II Dimulai

Lebih lanjut, ia menyerukan agar seluruh potensi yang dimiliki Indonesia dimaksimalkan untuk memberikan pelayanan terbaik dan menekan angka kematian di kalangan jemaah.

“Dalam kondisi tertentu, tidak mungkin dokter-dokter di sini yang jumlahnya terbatas bisa menangani dua jutaan orang jemaah. Sudah tepat langkah pemerintah Indonesia yang membawa petugas kesehatan ke sini untuk mendampingi para jemaah,” ujarnya.

Petugas Kesehatan tak Bisa Praktik Klinik tak Miliki Izin

Ilustrasi--Sebagian petugas kesehatan tidak bisa praktek lantaran klinik tidak berizin/Foto: KemenkesIlustrasi--Sebagian petugas kesehatan tidak bisa praktek lantaran klinik tidak berizin/Foto: Kemenkes

Di sisi lain, ia juga mendengar bahwa saat ini terdapat permasalahan di mana petugas kesehatan tidak dapat melayani jemaah karena persoalan izin operasional klinik dan praktik.

“Sebab sesuai aturan, tempat pelayanan dan petugas kesehatan yang bertugas di suatu negara harus memiliki izin operasional/praktik di wilayah tersebut,” ungkap dr. Taruna.

Indonesia Bicara dengan Menkes Arab

Lebih lanjut, dr. Taruna mengatakan bahwa untuk menangani permasalahan tersebut, ia akan berbicara dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi, mengingat ada lebih dari 200 ribu jemaah haji Indonesia yang perlu dilayani oleh para petugas kesehatan.

“Saya mendengar pelayanan kesehatan di sini (KKHI) kurang optimal karena permasalahan izin operasional. Banyak jemaah meninggal di hotel karena menahan rasa sakit. Mereka merasa stres jika harus dirujuk dan dirawat di RS sini—tidak ada teman, tidak bisa berkomunikasi karena tidak mengerti bahasanya. Jadi, saya bersama Amirul Hajj akan berbicara dengan Menteri Haji dan Menteri Kesehatan Arab Saudi,” tuturnya.***

Tag Musim Haji 2025 Angka Kematian Jemaah Haji Tinggi Cuaca Ekstrem di Arab Saudi

Terkini