Siapa Pencipta Bobibos? BBM Jerami Akan Diproduksi di Timor Leste
Bobibos, bahan bakar nabati berbahan dasar jerami karya Indonesia, justru menemukan "rumah" di Timor Leste.
Inovasi energi terbarukan di bawah PT Inti Sinergi Formula ini diklaim segera diproduksi massal di negara tetangga, lengkap dengan dukungan lahan seluas 25.000 hektar dari pemerintah setempat.
Baca Juga: Harga BBM Terbaru Pertamina Rabu, 15 Oktober 2025: Ada Diskon Rp100 Ribu di Shopee
Dilema Regulasi yang 'Usir' Inovasi ke Luar Negeri
Bobibos ditemukan oleh M. Ikhlas Thamrin dan siap diproduksi di Timor Leste. [Instagram]
Mulyadi, Pembina Bobibos, mengungkapkan keputusan untuk berekspansi ke Timor Leste berangkat dari kebuntuan regulasi di dalam negeri. Sampai saat ini, jerami belum diakui secara resmi sebagai sumber bioenergi dalam agenda transisi energi nasional Indonesia.
Baca Juga: Harga BBM Terbaru Pertamina Selasa, 4 November 2025: Ada Cashback 10.000
"Tanpa kepastian hukum, kami memilih tidak produksi massal di Indonesia," tegas Mulyadi, yang juga politisi Partai Gerindra, Sabtu (27/12/2025).
Ironisnya, saat Indonesia masih ragu, sejumlah negara justru mengajak kerja sama. Timor Leste menjadi yang pertama mewujudkannya secara konkret.
Bobibos tidak hanya mendapat Nota Kesepahaman (MoU), tetapi juga janji penyusunan regulasi khusus, dukungan investasi, dan fasilitas pabrik seluas 3 hektar.
Yang lebih menggemparkan, produksi perdana Bobibos rencananya akan diresmikan langsung oleh Perdana Menteri dan dihadiri Presiden Timor Leste.
Siapa Pencipta di Balik Inovasi Kontroversial Ini?
Kisah Bobibos tidak bisa dilepaskan dari sosok M. Ikhlas Thamrin, sang founder dan penemu. Pria kelahiran Solo ini adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS). Uniknya, masa lalunya justru diwarnai aksi demo menolak kenaikan BBM saat masih kuliah.
Pengalaman itulah yang mendorongnya mencari solusi energi alternatif. "Setelah lulus, saya berpikir, apa yang bisa saya lakukan untuk memberi solusi?" ujarnya.
Dari Kompor Pulsa hingga BBM Jerami
Sebelum Bobibos, Ikhlas sudah lebih dulu dikenal sebagai penemu kompor dan motor berbasis sistem pulsa token di bawah perusahaannya, PT Baterai Freeneg Generasi. Paten teknologi ini telah diakui secara internasional.
Riset bahan bakar nabati ia dan timnya lakukan sejak 2007. Setelah meneliti berbagai biomassa, pilihan akhir jatuh pada jerami. Alasannya jelas: murah, melimpah, dan merupakan limbah pertanian.
Bagaimana Jerami Diubah Menjadi Bahan Bakar?
Prosesnya dimulai dengan mengeringkan jerami hingga kadar airnya di bawah 10%. Jerami kering kemudian dihancurkan dalam mesin ekstraktor dengan tambahan enzim biokimia khusus untuk memecah selulosa menjadi gula.
Tahap berikutnya adalah fermentasi gula tersebut selama 2-3 hari untuk menghasilkan etanol selulosa. Etanol ini kemudian dimurnikan hingga kemurniannya di atas 99% dan dicampur aditif nabati hingga setara dengan RON 98. Hasil akhirnya adalah dua varian Bobibos: untuk mesin bensin dan solar.
Masa Depan Bobibos: Di Dalam dan Luar Negeri Di tengah rencana produksi besar di Timor Leste, Bobibos tetap menjalankan proyek percontohan terbatas di Indonesia, tanpa distribusi komersial. Mulyadi menegaskan, kerja sama dengan luar negeri bukan bentuk pengabaian terhadap tanah air.
"Bobibos adalah solusi energi global yang murah, efisien, dan ramah lingkungan. Tujuannya membantu masyarakat dan negara," pungkasnya.
Kini, semua mata tertuju pada realisasi produksi Bobibos di Timor Leste. Sebuah ironi, di mana inovasi anak bangsa justru bersinar lebih terang di seberang perbatasan.