AS Tawarkan Jaminan Keamanan 15 Tahun, Ukraina Ingin 30-50 Tahun, Trump akan Pertimbangkan
Kabar terbaru terjait perdamaian Ukraina dibagikan Presiden Volodymyr Zelenskyy. Ia menyatakan, Senin, AS menawarkan jaminan keamanan 15 tahun dalam draf rencana terbaru guna mengakhiri invasi Rusia yang telah berlangsung lama. Namun begitu, Zelenskyy masih berupaya agar jaminan keamanan 30 hingga 50 tahun.
Hal ini disampaikan Presiden Ukraina itu pada Presiden Donald Trump dan menurutnya, Trump mengatakan akan mempertimbangkannya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa AS saat ini menawarkan jaminan keamanan 15 tahun kepada Ukraina dalam draf rencana terbaru untuk mengakhiri invasi Rusia yang telah berlangsung lama.
Baca Juga: Trump Jengkel pada Putin, Ancam Kenaikan Tarif Tinggi untuk Minyak Rusia
Dilansir New York Post, Zelenskyy, menjawab pertanyaan melalui WhatsApp sehari setelah pertemuan pentingnya dengan Presiden Trump di resor Mar-a-Lago milik Trump di Palm Beach, Florida, mengatakan bahwa ia telah memberi tahu Trump bahwa Kyiv ingin jaminan tersebut diperpanjang hingga 50 tahun.
“Saya mengangkat masalah ini dengan presiden. Saya mengatakan kepadanya bahwa perang kita masih berlangsung, dan sudah hampir 15 tahun,” kata Zelensky.
Presiden Vladimir Putin [Foto: Instagram]Ingin Jaminan Keamanan Diperpanjang
Baca Juga: Usai Tim Kesayangan Menang, Suporter Crystal Palace Malah Nyanyikan Lagu Sindir Rusia
“Oleh karena itu, kami sangat ingin jaminan tersebut diperpanjang. Saya mengatakan kepadanya bahwa kami sangat ingin mempertimbangkan kemungkinan 30, 40, 50 tahun. Dan itu akan menjadi keputusan bersejarah oleh Presiden Trump.”
Menurut Presiden Ukraina, Trump mengatakan dia akan "mempertimbangkan" permintaan tersebut.
Bentuk pasti dari jaminan keamanan belum dipublikasikan, tetapi Zelensky mengatakan pada hari Senin bahwa jaminan tersebut akan mencakup pemantauan pelanggaran terhadap kesepakatan perdamaian apa pun serta "kehadiran" AS dan negara-negara Eropa.
The Post melaporkan pekan lalu bahwa garis besar 20 poin tersebut menyerukan respons militer terkoordinasi oleh AS, NATO, dan negara-negara Eropa lainnya jika invasi Rusia dimulai kembali.
Rusia telah mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima pengerahan pasukan dari negara-negara NATO di Ukraina.
Sumber: New York Post