Situs Batu Lebar Seguring: Jejak Awal Masuknya Islam di Rejang Lebong, Bengkulu
Di Desa Seguring, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong tersimpan sebuah peninggalan spiritual yang terus dijaga keberadaannya: Batu Lebar.
Situs yang diyakini sebagai penanda awal ditegakkannya syariat Islam di wilayah Marga Selupu, Bumi Pat Petulai.
Meskipun dunia modern berkembang pesat, masyarakat Seguring tetap memegang teguh sejarah yang diwariskan para leluhur.
Baca Juga: Jalur Baru ke Bukit Daun Rejang Lebong Dibuka, Tawarkan Danau 'Telapak Kaki' di Puncak
Batu Lebar menjadi bukti bahwa ajaran Islam telah hadir dan dipraktikkan sejak masa awal sebelum masyarakat mengenal rumah ibadah seperti masjid.
Untuk mencapai lokasi Batu Lebar, perjalanan dari pusat desa hanya sekitar lima menit. Namun pengalaman menuju situs ini memberi kesan tersendiri.
Pengunjung harus menyeberangi Sungai Musi melalui jembatan gantung sederhana yang membelah hamparan sawah dan lanskap hijau perbukitan yang menenangkan.
Baca Juga: VIR Diisukan Bodong, Polisi di Rejang Lebong Ungkap Hal Ini
Di atas sebuah dataran luas di ketinggian—area yang dianggap sakral—bersemayamlah Batu Lebar sebagai penanda arah kiblat pertama di wilayah itu.
Pada masa lampau, di tempat inilah para tokoh adat dan pendakwah Islam menegakkan sholat pertama kali.
Legenda dan Tokoh Penyebar Syariat
Batu lebar menyerupai sajadah yang diyakini sebagai penunjuk arah kiblat dan tanda awal masuknya Islam ke Rejang Lebong.Sudirman, tokoh masyarakat Desa Seguring, menuturkan bahwa sejarah Batu Lebar berawal setelah era legenda Si Pahit Lidah, sosok mistis yang dipercaya pernah bermukim di kawasan ini.
Berlanjut pada masa Tuan Ajei Leken, keturunan dari Tuan Biku Bejenggo seorang pemimpin yang gigih menyeru masyarakat untuk menegakkan syariat Islam. Ia mengajak warga:
- Melaksanakan sholat berjamaah
- Berdzikir
- Mempelajari ajaran Islam secara turun-temurun
Batu berukuran besar yang bentuknya ceper dan meruncing di bagian depan itu diambil dari tepian Sungai Musi.