Situs Batu Lebar Seguring: Jejak Awal Masuknya Islam di Rejang Lebong, Bengkulu
Dengan mengerahkan kekuatan bersama dan penuh rasa religius, warga membawanya ke dataran tinggi yang datar dan luas itu.
Batu kemudian diletakkan menghadap kiblat dan dijadikan alas sholat pertama di Tanah Rejang.
Dari situlah, ajaran Islam menyebar di wilayah Marga Selupu dan menjadi bagian identitas masyarakat hingga saat ini.
Menariknya, penamaan “Batu Lebar” justru merujuk pada lahan tempat batu itu berada, bukan ukuran batunya.
Dataran luas di ketinggian tersebut dianggap sebagai tempat suci sejak dahulu.
Upaya Menjadikan Cagar Budaya
Kades dan Tokoh masyarakat sedang berada di Situs Batu Lebar, Desa Seguring
Bagi warga Seguring, Batu Lebar bukan sekadar peninggalan masa lalu, namun simbol keyakinan dan persatuan.
Kepala Desa Seguring, Yan Husin, berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih pada situs ini.
“Kami ingin Batu Lebar diakui sebagai warisan budaya yang menandai masuknya syariat Islam di daerah kami. Ini bukan sekadar batu, tapi simbol sejarah dan iman masyarakat Rejang,” ujarnya.
Masyarakat juga berharap ada upaya konservasi dan penataan lingkungan agar situs ini dapat menjadi objek wisata religi yang memberi manfaat ekonomi sekaligus menjaga sejarah yang melekat pada identitas masyarakat Rejang.
Fakta Menarik Batu Lebar Seguring
- Menjadi lokasi sholat pertama di wilayah Marga Selupu
- Batu diambil dari tepi Sungai Musi lalu dipindahkan ke dataran tinggi
- Digunakan sebagai penunjuk arah kiblat pada masa awal Islam
- Lokasi berada di dataran luas di atas bukit yang dianggap sakral
- Dikaitkan dengan tokoh penyebar Islam Tuan Ajei Leken