Skandal 7 Pemain Naturalisasi Malaysia, Pemerintah Terseret Arus Kritik

Skandal besar tengah mengguncang dunia sepak bola Asia Tenggara. Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi merilis laporan investigasi yang menyeret tujuh pemain naturalisasi Malaysia.
Temuan ini bukan hanya mencoreng wajah Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), tetapi juga menyeret pemerintah Negeri Jiran ke pusaran kontroversi internasional.
Laporan Mengejutkan FIFA
Baca Juga: Usai Tekuk Vietnam, Peringkat Skuad Garuda di FIFA Melesat ke-142
Presiden FIFA, Gianni Infantino. [Ist]FIFA mengumumkan hasil investigasi pada Senin, 6 Oktober 2025. Dalam laporan tebal itu, FIFA menyebut ada tujuh pemain naturalisasi Malaysia yang ternyata tidak memiliki keterkaitan garis keturunan sama sekali dengan Malaysia.
Ketujuh nama pemain tersebut adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
Sebelumnya, pemain-pemain ini diklaim memiliki kakek atau nenek asal Malaysia sebagai dasar pemberian paspor. Namun, investigasi FIFA menemukan bukti sebaliknya.
Baca Juga: Piala Dunia U-17 2023: Empat Stadion Bersolek
JPN dan Kementerian Dalam Negeri Jadi Sorotan
Pusat perhatian publik kini mengarah pada Jabatan Pendaftaran Negara (JPN) dan Kementerian Dalam Negeri (KDN) Malaysia. FIFA dalam laporannya mengaku telah meminta data otentik dari JPN terkait ketujuh pemain tersebut.
Namun, JPN disebut hanya mengandalkan dokumen sekunder dari luar negeri, seperti Argentina, Brasil, dan Spanyol. Lebih mengejutkan lagi, FIFA menilai JPN tidak pernah menerima dokumen asli atau arsip tertulis langsung dari Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Dengan kata lain, JPN diduga hanya memvalidasi berkas dari pihak ketiga yang tidak terjamin kebenarannya.
FIFA: Pemerintah Malaysia Lalai
Skuad Timnas Malaysia. [Instagram]Komite Disiplin FIFA menuding FAM dan pemerintah Malaysia lalai dan tidak becus dalam mengurus kelayakan dokumen naturalisasi. Bahkan, sebagian dokumen disebut berasal dari agensi luar negeri tanpa proses verifikasi ketat.
Dampaknya, publik Malaysia kini ramai-ramai mempertanyakan kredibilitas proses pendaftaran kewarganegaraan di negaranya.
Media sosial dipenuhi kritik keras terhadap JPN dan KDN, dengan banyak netizen menuding pemerintah terlalu longgar membuka jalur naturalisasi untuk kepentingan sepak bola semata.
Skandal ini tidak berhenti pada sekadar laporan. FIFA menjatuhkan sanksi tegas kepada Malaysia:
- FAM didenda miliaran rupiah atas pelanggaran administratif.
- Ketujuh pemain naturalisasi tersebut dilarang beraktivitas di semua level kompetisi selama 12 bulan.
- Pemain juga dikenai denda pribadi yang jumlahnya tidak sedikit.
Keputusan ini membuat FAM kelabakan, apalagi Malaysia tengah bersiap menghadapi lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026.
FAM Bersikeras Membela Diri
Meski dihujani kritik dan sanksi, FAM tetap berusaha membela diri. Dalam pernyataannya, FAM menegaskan bahwa dokumen tujuh pemain tersebut sah secara hukum. Mereka menuding ada kesalahpahaman dalam interpretasi regulasi FIFA.
Tak tinggal diam, Malaysia memastikan akan mengajukan banding resmi ke FIFA terkait sanksi ini. Namun, publik menilai langkah tersebut tak lebih dari sekadar upaya menyelamatkan muka.
Netizen Malaysia menumpahkan kekecewaannya di media sosial. Hashtag terkait “naturalisasi palsu” langsung trending, menandakan kemarahan rakyat terhadap proses naturalisasi yang dianggap penuh rekayasa.
Banyak pihak juga khawatir skandal ini akan berdampak panjang terhadap reputasi Malaysia di mata dunia.
Krisis kepercayaan terhadap pemerintah bisa meluas, karena kasus ini membuka borok sistem administrasi kewarganegaraan yang selama ini jarang tersorot.