Tahukah Kamu Jika Gurun Sahara Dulunya Sabana? Simak Ulasannya

Traveling

Sabtu, 27 September 2025 | 11:10 WIB
Tahukah Kamu Jika Gurun Sahara Dulunya Sabana? Simak Ulasannya
Ilustrasi Gurun Sahara. [Instagram]

Jika kita mendengar kata Sahara, yang langsung terbayang di benak kita adalah lautan pasir luas, terik matahari yang menyengat, dan angin panas yang berhembus tanpa henti.

rb-1

Gurun terbesar di dunia ini memang identik dengan kekeringan dan suhu ekstrem. Namun, tahukah kamu, ribuan tahun yang lalu Sahara bukanlah gurun tandus, melainkan Sabana atau padang rumput luas yang didominasi oleh rumput, dengan diselingi oleh semak dan beberapa pohon yang tumbuh menyebar.

Baca Juga: Sosok Diego Yanuar : Hanya Pakai Sendal Berhasil Jajal Marathon 250 KM di Gurun Sahara

rb-3

Sekitar 11.000 tahun silam, Sahara mengalami periode yang disebut “Green Sahara” atau Sahara Hijau.

Pada masa itu, wilayah ini dipenuhi hamparan padang rumput luas yang hijau subur, semak belukar, hingga pepohonan yang berdiri gagah.

Miliki Danau Raksasa

Ilustrasi danau besar di Sahara. [Int]Ilustrasi danau besar di Sahara. [Int]

Hewan-hewan liar seperti jerapah, sapi, dan bahkan kuda nil hidup bebas di kawasan ini. Tak hanya itu, Sahara juga memiliki danau-danau raksasa.

Salah satunya diperkirakan mencapai luas lebih dari 100.000 kilometer persegi, setara dengan ukuran sebuah negara modern.

Bayangkan, wilayah yang kini menjadi gurun kering membentang dari Samudra Atlantik hingga Laut Merah itu dahulu adalah rumah bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.

Kehidupan mereka terekam dalam lukisan-lukisan batu yang ditemukan di pegunungan Sahara.

Gambar-gambar purba tersebut memperlihatkan manusia sedang berburu hewan, menggembala ternak, bahkan ada yang melukis perahu. Semua itu menjadi bukti bahwa Sahara kala itu adalah wilayah kaya air dan sumber daya.

Namun, keindahan itu tidak bertahan selamanya. Perubahan posisi Bumi dan pola sirkulasi atmosfer secara bertahap mengubah iklim Sahara.

Hujan yang dulunya turun teratur mulai berkurang. Suhu perlahan meningkat, tanah mulai mengering, dan kehidupan hijau perlahan hilang.

Setelah Berabad-abad Berubah Menjadi Gurun

Ilustrasi Sabana padang rumput yang ditambah pepohonan dan rerumputan. [Int]Ilustrasi Sabana padang rumput yang ditambah pepohonan dan rerumputan. [Int]

Proses ini berlangsung berabad-abad lamanya hingga akhirnya membentuk wajah Sahara seperti yang kenal sekarang—gurun tandus dengan pasir sejauh mata memandang.

Meski kini menjadi salah satu tempat paling tidak ramah bagi kehidupan, jejak masa lalu Sahara tetap hidup dalam penelitian para ilmuwan. Setiap penemuan baru, entah itu fosil tumbuhan, sisa danau purba, atau lukisan dinding gua, seakan menjadi jendela yang mengingatkan kita bahwa alam selalu berubah. Gurun yang kini kering dan panas pernah menjadi surga hijau yang penuh kehidupan.

Nama Sahara sendiri berasal dari bahasa Arab, Sahara, yang berarti padang pasir. Ironisnya, nama ini kini sepenuhnya menggambarkan kondisi wilayah tersebut.

Namun di balik hamparan pasirnya yang sunyi, Sahara menyimpan kisah panjang tentang perubahan iklim, tentang bagaimana bumi terus berputar dan bertransformasi.

Maka lain kali ketika kamu mendengar kata Sahara, jangan hanya membayangkan gurun tandus. Ingatlah bahwa di balik pasir dan panasnya, ia pernah menjadi tanah hijau yang subur, penuh pohon, dan danau biru yang luas.

Tag Gurun Sahara Sabana Padang Tandus Sahara

Terkait

Terkini