Tanah Warisan Disengketakan, Ashanty Siap Tempuh Jalur Hukum

Penyanyi Ashanty kembali buka suara mengenai persoalan tanah warisan dari mendiang ayahnya yang kini terseret dalam sengketa kepemilikan. Tanah tersebut diduga diserobot pihak lain sehingga muncul dua kepemilikan sah atas lahan yang sama. Kasus ini pun menyeret dugaan keterlibatan mafia tanah.

Di tengah proses hukum yang masih berlarut-larut, Ashanty mengungkap bahwa pihak lawan akhirnya menghubunginya untuk membuka jalur komunikasi demi menyelesaikan konflik yang telah berlangsung cukup lama.

Ashanty kembali buka suara terkait tanah warisan (27) [Selvianus Kopong Basar]

Baca Juga: Ashanty Bongkar Asal Usul Tanah Warisan yang Kini Disengketakan

“Akhirnya dari pihak mereka menghubungi dan mencari solusi, mudah-mudahanlah. Kita tunggu saja itikad baiknya,” ujar Ashanty saat ditemui di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2025).

Ashanty Kecewa Penyelesaian Baru Ditempuh Setelah Perjuangan Jauh

Ashanty kembali buka suara terkait tanah warisan (27) [Selvianus Kopong Basar]

Meski menyambut baik upaya mediasi, Ashanty tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya karena langkah itu baru dilakukan setelah dirinya berjuang sejauh ini. Ia menilai, pertemuan bisa saja dilakukan jauh lebih awal agar tidak membuang energi dan waktu.

Baca Juga: Ashanty Ungkap Konflik Tanah Warisan: Sertifikat Ganda, Sudah Dijual ke Pengembang

“Jangan setelah aku bergerak sampai sejauh ini baru mau komunikasi. Kalau memang bisa ketemu, kenapa tidak dari dulu? Kita kasih waktu, tapi kalau tidak ada juga (itikad baiknya), ya sudahlah, capek juga,” ujarnya.

Ashanty mengungkapkan bahwa pertemuan yang diharapkan untuk mencari solusi bersama dijadwalkan akan digelar dalam waktu dekat.

“Insyaallah baru akan ketemu besok lusa, nanti dari situ aku baru bisa tahu hasilnya seperti apa,” ucapnya.

Kronologi Sengketa: Tanah Warisan Dijual ke Pihak Lain

Sebelumnya, Ashanty telah menjelaskan awal mula konflik yang melibatkan tanah warisan milik ayahnya. Ia menyatakan bahwa ayahnya membeli tanah itu lebih dulu daripada pihak lain yang kini juga mengklaim sebagai pemilik.

“Tanah ini sudah jelas dari awal dibeli ayahku duluan. Tapi anehnya, ada juga orang lain yang mengaku punya surat kepemilikan sah di atas lahan yang sama,” terang Ashanty saat ditemui pada Februari lalu.

Selama setahun terakhir, Ashanty mengaku terus membuka jalur komunikasi demi menemukan solusi yang adil. Namun, ia kecewa karena pihak lain malah berniat menjual tanah tersebut dengan alasan proses negosiasi terlalu lama.

“Mereka bilang prosesnya kelamaan makanya mau dijual saja. Gimana bisa? Kita sedang cari win-win solution, kalau dijual begitu saja itu namanya zalim,” jelasnya.

Ironisnya, tanah yang masih disengketakan itu kini disebut telah berpindah tangan lagi dan bahkan mulai dibangun oleh pihak ketiga. (Selvianus Kopong Basar)