Tangis Keluarga Pecah, Istri ke-7 Soekarno Yurike Sanger Dimakamkan di Tanah Kusir
 [FTNewsSelvianus Kopong Basar] 061020254.jpeg)
Suasana haru menyelimuti pemakaman Yurike Sanger, istri ketujuh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, yang telah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Senin (6/10/2025) siang.
Pantauan FTNews.co.id di lokasi, prosesi pemakaman dimulai sekitar pukul 13.05 WIB, dihadiri oleh keluarga besar serta kerabat terdekat almarhumah. Upacara berjalan khidmat di bawah pimpinan Pendeta Ketty Sanger dan berlangsung sekitar satu jam.
Selama prosesi, lagu-lagu pujian dan doa mengiringi kepergian mendiang. Namun suasana menjadi pilu ketika jenazah hendak dimasukkan ke liang lahat tangis keluarga pun pecah, termasuk Tri Wahyudi, yang tampak tak kuasa menahan air mata.
Baca Juga: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Manchester United Pajang Kutipan Soekarno di Instagram
Pesan Iman dari Sang Ibu
Pemakaman Yurike Sanger di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada Senin (610) [FTNewsSelvianus Kopong Basar]
Sebelum prosesi pemakaman selesai, Batara Wahyu, putra tertua Yurike Sanger, sempat menyampaikan sambutan di hadapan para pelayat. Dengan suara bergetar, ia mengenang pesan keimanan yang selalu ditanamkan sang ibu semasa hidup.
“Bapak-bapak dan ibu-ibu, seperti yang disampaikan Pendeta Ketty tadi, ketika saya berdua dengan ibu, beliau selalu mengajarkan tentang keimanan,” ujar Batara Wahyu.
Baca Juga: Jokowi Nobatkan Dokter Pribadi Sukarno Sebagai Pahlawan Nasional
Ia menuturkan, berkat didikan sang ibunda, dirinya belajar untuk selalu mengutamakan iman dalam setiap langkah hidup. Bahkan dalam hal kecil sekalipun, pesan spiritual itu tetap menjadi pegangan.
“Semua harus pakai iman, kata ibu. Sampai urusan menjaga kesehatan pun, beliau bilang harus dengan iman,” ucapnya.
Aktif di Kegiatan Sosial dan Keagamaan
Pemakaman Yurike Sanger di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada Senin (610) [FTNewsSelvianus Kopong Basar]
Dalam sambutannya, Wahyu juga menyebut bahwa dirinya kini aktif dalam komunitas gereja GMS 39 di bawah bimbingan Pastor Niko, sebagai bentuk penerapan nilai-nilai iman yang diwariskan ibunya.
“Nah, sekarang ibu sudah tidak ada. Tapi saya terus belajar iman di GMS 39 di bawah pimpinan Pastor Niko. Terima kasih karena sudah membimbing keimanan dan kerohanian saya agar terus bertumbuh,” tambahnya.
Perjuangan Melawan Kanker
Untuk diketahui, Yurike Sanger meninggal dunia di usia 81 tahun setelah berjuang melawan kanker payudara. Ia mengembuskan napas terakhir di San Gorgonio Hospital, California, Amerika Serikat, tempatnya menjalani perawatan medis.
Perempuan kelahiran Manado, 22 Mei 1945, itu dikenal sebagai sosok tenang dan rendah hati. Meski jarang tampil di publik, Yurike aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan.
Semasa hidupnya, ia meninggalkan empat anak, empat menantu, 13 cucu, dan tiga cicit keluarga besar yang menjadi saksi atas kehidupan sederhana namun penuh makna dari seorang perempuan yang pernah menjadi bagian penting dalam sejarah bangsa.