Tersingkap! Alasan Yurike Sanger Ingin Dimakamkan di Indonesia Meski Lama di AS
 190920254.png)
Yurike Sanger, istri ketujuh Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, memiliki keinginan kuat agar dirinya dimakamkan di Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh putrinya, Eka Putri, usai prosesi pemakaman jenazah sang ibunda di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Senin (6/10/2025) siang.
Menurut Eka, keinginan ibunya tersebut merupakan wujud kecintaannya yang mendalam terhadap Indonesia, meski Yurike telah lama menetap di luar negeri sejak era Orde Baru.
Baca Juga: Tutup Usia, Yurike Sanger Istri Ketujuh Soekarno Meninggal Dunia di AS
“Dia sangat mencintai Indonesia, sangat nasionalis. Makanya, apa pun yang terjadi, Mama tetap ingin pulang dan dikuburkan di Tanah Air karena itu adalah Indonesia, rumahnya,” ujar Eka dengan mata berkaca-kaca.
Tetap Setia pada Merah Putih
Yurike Sanger Instagram yudhisanger_adventure
Eka Putri juga menegaskan bahwa sang ibunda tak pernah berniat untuk berpindah kewarganegaraan, meskipun sudah lama tinggal di Amerika Serikat setelah bercerai dari Presiden Soekarno pada tahun 1968.
Baca Juga: Kisah Kasih Yurike Sanger dan Bung Karno, Bikin Sang Proklamator Jatuh Cinta Sejak SMA
“Sebenarnya, keinginan terakhirnya adalah bisa kembali ke Indonesia karena cintanya tak pernah luntur. Dan biar lebih jelas, Mama tetap warga negara Indonesia. Dia tidak pernah mau melepaskan status kewarganegaraannya,” tutur Eka.
Janji yang Tak Sempat Terpenuhi
Yurike Sanger
Sementara itu, Tri Wahyudi, salah satu putra Yurike Sanger, mengaku sedih karena belum sempat memenuhi janji untuk menemani sang ibunda berlibur ke Bali.
“Keinginan Mama yang belum sempat terpenuhi mungkin itu. Saya pernah janji mau menemani beliau jalan-jalan ke Bali,” kata Yudi dengan nada menyesal. Meski begitu, ia berusaha ikhlas melepas kepergian ibunya.
Kisah Hidup Sang Istri Tercinta Soekarno
Yurike Sanger meninggal dunia pada usia 81 tahun setelah berjuang melawan kanker payudara. Ia mengembuskan napas terakhir di San Gorgonio Hospital, California, Amerika Serikat, tempat ia menjalani perawatan medis.
Perempuan kelahiran Manado, 22 Mei 1945, ini dikenal sebagai sosok yang tenang dan jarang tampil di publik, namun tetap aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan.
Semasa hidupnya, Yurike meninggalkan empat anak, empat menantu, 13 cucu, dan tiga cicit—sebuah warisan cinta dan keteladanan dari seorang perempuan yang setia kepada bangsa dan keluarganya hingga akhir hayat.