Tangis Sarwendah Pecah Saat Kremasi Ayah: Aku Nggak Nyangka Harus Pegang Fotonya

Artis dan influencer Sarwendah tak kuasa menahan tangis saat berjalan menuju ruang krematorium sambil memeluk erat foto sang ayah, Hendrik Lo.

Air matanya terus mengalir ketika menjalani prosesi upacara pedang pora sebelum melangkah ke ruang kremasi. Sesekali, ia tampak mengelap air mata yang jatuh, berusaha tetap tegar dalam momen perpisahan terakhir dengan sang ayah.

Baca Juga: Giorgio Antonio Hadiri Malam Kembang Ayah Sarwendah, Suasana Haru Menyelimuti Rumah Duka

Usai prosesi kremasi, wanita yang akrab disapa Wenda itu mengaku masih merasa sangat berat menerima kepergian ayahnya untuk selamanya.

“Ya, beratlah. Aku juga nggak nyangka kalau suatu hari aku harus megang fotonya karena (Papi) sudah meninggal,” ungkap Sarwendah di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Rabu (23/7/2025).

“Dari kemarin aku sengaja nggak mau lihat fotonya, karena setiap ngelihat aku selalu mikir… sedih, pastinya,” lanjutnya sambil menitikkan air mata.

Baca Juga: Sarwendah Beri Jajan Anaknya Pakai ShopeePay, Bisa Pantau Pengeluaran

Sarwendah Melangkah ke Ruang Krematorium

Sarwendah usai melarung abu jenazah ayahnya, Hendrik Lo, ke laut dari atas kapal, Rabu (23/7/2025). (Selvianus Kopong Basar / FTNews.co.id)

Dalam hati, Sarwendah sempat menyampaikan pesan saat memegang foto sang ayah sambil melangkah ke ruang krematorium.

“Ya, cuma bilang dalam hati semoga Papi jalannya lancar, semuanya baik-baik aja. Dan aku cuma bilang, ‘Papi tenang aja, kita di sini, Mami pasti dijagain dengan baik,’” ucapnya lirih.

Saat jenazah dimasukkan ke ruang kremasi, Sarwendah mengatakan seluruh keluarga turut menyaksikan proses tersebut meski hanya bisa menunduk.

“Karena takutnya keluarga nggak kuat, atau saat lihat ada yang lari, ada yang gimana. Jadi kita nunduk semuanya, yang memimpin juga ada suhu-nya,” jelasnya.

Sarwendah Kehilangan Sosok Ayah

Sarwendah usai melarung abu jenazah ayahnya, Hendrik Lo, ke laut dari atas kapal, Rabu (23/7/2025). (Selvianus Kopong Basar / FTNews.co.id)

Sarwendah mengungkapkan bahwa kepergian sang ayah adalah kehilangan besar dalam hidupnya. Sosok Hendrik Lo, menurutnya, merupakan panutan dan inspirasi dalam menjalani kehidupan, terutama dalam berumah tangga.

“Itu impian aku dari dulu, kiblat aku dalam menjalani hubungan rumah tangga—dari keharmonisan orangtua. Tapi kan, balik lagi, kehidupan rumah tangga orang berbeda-beda,” tuturnya.

“Aku bangga, karena semua orang melihat orangtua aku sebagai sosok yang ramah dan harmonis,” pungkas Sarwendah.

(Selvianus Kopong Basar)