Usai Larung Abu Jenazah Ayah, Sarwendah Terbang ke Korea Selatan
Lifestyle

Usai melarung abu jenazah Hendrik Lo ke laut, Sarwendah langsung bertolak ke Korea Selatan untuk menyelesaikan urusan pekerjaan yang sempat tertunda.
Hal itu disampaikan Sarwendah saat ditemui di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Rabu (23/7/2025).
Meski baru akan terbang, ibu tiga anak ini merasa tenang karena sempat mendampingi ayahnya di saat-saat terakhir.
Baca Juga: Giorgio Antonio Hadiri Malam Kembang Ayah Sarwendah, Suasana Haru Menyelimuti Rumah Duka
"Hari ini langsung flight, langsung berangkat. Habis selesai semuanya, aku harus flight karena kerjaan sebelumnya sempat tertunda. Tapi aku bersyukur, maksudnya lebih baik aku belum sempat flight, daripada aku sudah berangkat dan tidak ada di sini. Aku pasti akan sangat menyesal," ujar Sarwendah.
Ke Korea Selatan Ada Pekerjaan dengan Brand
Baca Juga: Biografi dan Agama Giorgio Antonio Chandra, Pengusaha yang Dekat dengan Sarwendah
Sarwendah usai melarung abu jenazah ayahnya, Hendrik Lo, ke laut dari atas kapal, Rabu (23/7/2025). (Selvianus Kopong Basar / FTNews.co.id)
Wanita yang akrab disapa Wenda itu menjelaskan bahwa kepergiannya ke Korea Selatan berkaitan dengan pekerjaan bersama beberapa brand di sana.
"Kebetulan ada kerja sama dengan brand-brand Korea, termasuk siaran langsung juga. Mudah-mudahan semua pekerjaan berjalan lancar," lanjutnya.
Hendrik Lo Idap Penyakit Komplikasi
Sarwendah usai melarung abu jenazah ayahnya, Hendrik Lo, ke laut dari atas kapal, Rabu (23/7/2025). (Selvianus Kopong Basar / FTNews.co.id)
Diketahui, ayah Sarwendah wafat akibat penyakit komplikasi yang berawal dari gagal ginjal.
"Enggak ada gejala apa-apa sebelumnya. Papi tiba-tiba bilang perutnya sakit, lalu dibawa ke dokter. Ternyata ada komplikasi," ungkap Sarwendah.
"Terakhir komplikasinya cukup berat—ada gagal ginjal, gagal jantung, dan akhirnya gagal pernapasan. Itu yang membuat semuanya berjalan begitu cepat," tambahnya.
Sebelum meninggal dunia, sang ayah sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
(Selvianus Kopong Basar)