Terindikasi LGBT! Acara Color Run Berubah Jadi Fun Run usai Dilarang MUI
Rencana penyelenggaraan Color Run oleh Toserba Yogya Ciamis yang semula dijadwalkan pada Minggu, 22 Juni 2025, mendadak berubah drastis. Tema Color Run pun diubah menjadi Fun Run oleh panitia di detik-detik akhir.
Kontroversi mencuat setelah kegiatan tersebut dituding membawa simbol-simbol komunitas LGBT oleh sejumlah ormas keagamaan di Ciamis.
Ketua Front Persaudaraan Islam (FPI) Ciamis, KH. Wawan Abdul Malik Marwan menilai acara tersebut dapat mencederai nilai-nilai religius masyarakat. Ia menegaskan bahwa simbol warna-warni yang digunakan dalam Color Run identik dengan kampanye tersembunyi komunitas LGBT.
Baca Juga: Jadi Negara ASEAN Pertama, Thailand Sahkan Undang-Undang Pernikahan LGBT
“Sudah ada kasus-kasus LGBT yang terungkap dan korbannya pun banyak. Maka, jika ada kegiatan yang secara simbolik dikaitkan dengan mereka, tentu sangat tidak pantas,” kata Wawan.
MUI: Nanti Allah SWT Murka
Ilustrasi Color Run. (Pexels/marcin-dampc)
Baca Juga: Awas Dosa! MUI Haramkan Orang Kaya Beli Gas dan Pertalite Bersubsidi : Simak Dalilnya
Penolakan senada juga datang dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ciamis. Ketua HMI Ciamis, Adytya Maulana Aziz, menyebut acara tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan norma masyarakat lokal.
“Color Run memang sangat identik dengan simbol-simbol LGBT, seperti penggunaan serbuk warna-warni yang ditaburkan kepada peserta. Walaupun panitia menyatakan tidak ada kaitannya, masyarakat sudah memahami simbol tersebut,” ujar Adytya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ciamis juga turut menyuarakan keberatannya terhadap kegiatan ini.
KH. Saeful Ujun selaku Ketua MUI Ciamis mengimbau agar izin tidak diberikan pada acara yang berpotensi mengundang murka Allah SWT itu.
“Kita tahu Ciamis daerah agamis dan kemungkaran akan mengundang murka Allah SWT. Kami mohon kepada bapak-bapak yang ada kaitannya dengan izin kegiatan ini, tidak memberikan izin,” ucapnya.
Color Run Menjadi Fun Run
Ilustrasi acara lari. (Pexels/RUN 4 FFWPU)
Menanggapi gelombang penolakan, Ketua Panitia Color Run Muhammad Azka akhirnya meminta maaf secara terbuka. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa Color Run memiliki keterkaitan simbolik dengan LGBT.
Azka menjelaskan bahwa kegiatan telah dipersiapkan selama tiga bulan dan kini akan diubah menjadi Fun Run tanpa tabur warna.
Ia menegaskan seluruh materi promosi digital telah diturunkan dan memastikan kegiatan baru akan tetap berlangsung dalam rangka Hari Bhayangkara.
Dengan jumlah peserta yang sudah mencapai 1.000 orang, panitia berharap perubahan konsep ini dapat menghindari polemik lebih lanjut.
“Kami tidak ingin menciderai nilai agama, dan akan pastikan kegiatan berlangsung dengan lebih baik,” tutur Azka.