Terkuak! Ini Identitas 7 Korban Longsor Freeport

Peristiwa longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), PT Freeport Indonesia, Papua Tengah, meninggalkan duka mendalam.
Insiden yang terjadi pada 8 September 2025 itu menewaskan tujuh pekerja setelah pencarian panjang hampir sebulan lamanya.
Tim penyelamat gabungan dari Freeport, Kementerian ESDM, Basarnas, Polres Mimika, hingga BPBD akhirnya berhasil mengevakuasi seluruh korban dalam kondisi meninggal dunia.
Baca Juga: Perjalanan Karier Komjen Jusuf Manggabarani, Eks Wakapolri yang Meninggal Dunia Hari Ini
Proses evakuasi ini menjadi salah satu operasi penyelamatan paling sulit karena medan tambang yang curam, basah, dan berisiko tinggi.
Kronologi Panjang Penemuan Korban
Awalnya, dua jenazah pekerja ditemukan pada 20 September 2025 setelah lebih dari 10 hari pencarian.
Baca Juga: Gemilang Prestasi Naufal Takdir Al Bari, Atlet 19 Tahun yang Tinggalkan Duka Mendalam
Kedua korban yang merupakan karyawan PT Cita Contract berhasil diangkat dari dalam timbunan material longsor.
Selanjutnya, pada 5 Oktober 2025, lima korban lain ditemukan secara bersamaan setelah pencarian besar-besaran dilakukan dengan alat berat, sensor, hingga metode manual.
Dengan penemuan ini, total korban jiwa mencapai tujuh orang, sekaligus menandai berakhirnya operasi pencarian.
Identitas Lengkap 7 Korban Longsor Freeport
Ilustrasi tambang. [Pexels]Berikut daftar pekerja yang gugur dalam tragedi tambang bawah tanah Freeport:
1. Wigih Hartono – Electrician, PT Cita Contract
2. Irawan – Pekerja tambang
3. Zaverius Magai – PT Redpath Indonesia (dimakamkan di Kuala Kencana, Timika)
4. Holong Gembira Silaban – Pekerja tambang
5. Dadang Hermanto – PT Redpath Indonesia
6. Balisang Telile – Ekspariat asal Afrika
7. Victor Manuel Bastida Ballesteros – Ekspariat asal Chili
Enam di antaranya adalah pekerja kontraktor di area tambang bawah tanah PT Redpath Indonesia.
Kehadiran dua tenaga asing (ekspariat) di daftar korban membuat tragedi ini semakin menyedot perhatian internasional.
Proses Evakuasi yang Penuh Risiko
Pencarian korban longsor Freeport. [X]Tim gabungan penyelamat harus menghadapi tantangan besar: ruang sempit, kondisi lumpur, hingga material batuan basah yang mudah runtuh kembali.
Jenazah para korban ditemukan dalam kondisi utuh meski terjepit antara puing longsoran.
Operasi pencarian ini tidak hanya menuntut tenaga ekstra, tetapi juga teknologi serta keberanian luar biasa dari tim lapangan yang setiap saat menghadapi ancaman longsor susulan.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyampaikan belasungkawa mendalam atas kehilangan tujuh pekerja tersebut.
Ia menegaskan perusahaan akan memberikan pendampingan penuh bagi keluarga korban serta memastikan penanganan jenazah dilakukan dengan penuh hormat.
"Kami kehilangan sahabat dan anggota keluarga besar Freeport Indonesia. Semoga Tuhan memberi kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan," ujar Tony dalam keterangan resmi.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa tambang bawah tanah memiliki risiko tinggi, terlebih dengan kondisi alam Papua yang ekstrem.
Freeport berjanji untuk melakukan evaluasi menyeluruh, memperketat sistem keselamatan kerja, serta meningkatkan standar keamanan bagi seluruh karyawan dan kontraktor.
Bagi dunia pertambangan Indonesia, peristiwa ini menjadi alarm penting agar setiap perusahaan terus memperkuat pengawasan serta mitigasi risiko.