Tim Inasar Temukan 3 Korban Gempa di Myanmar
Metropolitan

Tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) yang tergabung dalam Operasi Kemanusiaan Myanmar 2025 berhasil menemukan 3 korban gempa.
Operasi pencarian yang dilaksanakan di dua lokasi perumahan warga di Naypyidaw ini melibatkan empat personel Polri dan dua anjing pelacak K9.
Kegiatan dimulai sekitar pukul 12.30 waktu setempat, saat tim K9 mempersiapkan diri dan mengikuti apel sebelum berangkat menuju lokasi pencarian.
Baca Juga: Empat WNI Diduga Korban TPPO di Myanmar Akan Dilepaskan
Lokasi pertama yang mereka tuju adalah Site I, di mana anjing pelacak K9 Walet berhasil menemukan satu titik sumber bau yang diduga berasal dari korban.
"Setelah K9 Walet menemukan titik bau di Site I, kami segera melakukan eksekusi dan berhasil menemukan satu korban perempuan yang sudah meninggal dunia,” jelas Iptu Erasmus, K9 Officer yang tergabung dalam tim tersebut.
Setelah berhasil mengeksekusi pencarian di Site I, tim K9 melanjutkan pencarian ke lokasi kedua, Site II, sekitar pukul 14.00 waktu Myanmar.
Baca Juga: Detik- detik Gempa Besar Berkekuatan Magnitudo 7,7 Robohkan Gedung Myanmar dan Thailand
Di sini, K9 Walet kembali menunjukkan hasil yang positif dengan menemukan titik bau yang diduga berasal dari korban lain.
“Kemudian langsung menginformasikan temuan ini kepada tim penyelamat INASAR untuk segera melakukan evakuasi di lokasi tersebut,” tambah Iptu Erasmus.
Tim K9 INASAR 1 terdiri dari empat personel Polri yang terdiri dari Iptu Erasmus sebagai K9 Officer, Aipda M. Sahid dan Bripka Hasan Musa sebagai handler K-9, serta Aipda Triyo Arbi yang bertugas sebagai veterinarian K-9.
Dua anjing pelacak yang turut serta dalam pencarian ini, K9 Gizi dan K9 Walet, keduanya dalam kondisi sehat dan siap melanjutkan pencarian.
Operasi ini merupakan bagian dari komitmen Polri dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara sahabat, serta bukti nyata dari peran serta Indonesia dalam misi kemanusiaan internasional.
Tim K9 INASAR 1 akan terus melanjutkan pencarian untuk memberikan pertolongan kepada korban yang masih terjebak dan memastikan bantuan yang maksimal dapat diberikan.
Penguasa militer Myanmar Min Aung Hlaing mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,7 skala Richter hari Jumat (28/3/2025) diperkirakan akan melampaui 3 ribu jiwa.
Jumlah korban meninggal akibat gempa terus bertambah setelah mencapai 2.719 pada Selasa (1/4/2025) pagi, dengan 4.521 orang terluka, dan 441 orang hilang.
"Di antara yang hilang, sebagian besar diperkirakan telah meninggal. Peluang mereka untuk tetap hidup sangat kecil," katanya dalam sebuah pidato dilansir dari CNA, Rabu (2/4/2025).
Badan PBB menyoroti kebutuhan mendesak di Myanmar setelah gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo yang melanda negara itu pada 28 Maret lalu, dengan mengatakan air, obat-obatan, makanan, dan tempat tinggal sangat terbatas.