Tinggal di Lahan Kritis, Warga Korban Longsor Cilacap akan Direlokasi ke Majenang
Lokasi pemukiman warga korban longsor di Desa Cibeunying dinilai berbahaya, apalagi jika terus-menerus ditimpa hujan intensitas tinggi. Tanah di lokasi itu labil dan berpotensi bergerak, sehingga membahayakan jika kembali dihuni.
Hal itu juga sudah diingatkan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto. Menurutnya, ke depannya warga yang berada di lahan kritis direlokasi ke tempat lebih aman.
Masalah rencana relokasi warga korban longsoran juga telah dibahas Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Ia juga telah menginstruksikan kepada Bupati Cilacap untuk menyiapkan lahan seluas 3,5 hektare, untuk keperluan relokasi warga korban bencana longsor Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.
Baca Juga: Update Longsor Cilacap: Tiga Korban Ditemukan Meninggal, 20 Lainnya Masih Dicari
Perintah relokasi dari Gubernur Ahmad Luthfi itu dilakukan, mengingat potensi longsor masih ada di sekitar lokasi. Saat ini di area sekitar lokasi masih ada retakan. Dikhawatirkan, tanah agak bergeser dan kejadian serupa bisa terulang.
Disiapkan Lahan 3,5 Ha di Majenang untuk Relokasi
“Kami sudah koordinasi dengan Bupati (Cilacap) untuk menyiapkan lahan 3,5 hektare di Majenang. Nanti disiapkan rumah biar aman, karena masih ada retakan,” kata Ahmad Luthfi, saat mengecek lokasi longsor, Minggu (16/11/2025).
Baca Juga: Update Terkini Longsor Cilacap: 3 Jenazah Ditemukan, Ini Identitasnya!
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi di lokasi longsor Desa Cibeunying [Foto: Humas Jateng]Dijelaskan, di atas lahan tersebut selanjutnya akan dibangun hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap). Pembangunan huntara dan huntap selanjutnya akan ditangani Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Luthfi juga meminta terus dilakukan pencarian korban, yang saat ini diduga masih tertimbun material longsor. Saat ini ada sekitar 920 petugas gabungan yang terdiri dari SAR, BPBD, TNI, Polri, dan relawan, bekerja keras dan ekstra hati-hati menggali tanah lumpur.
Dalam kesempatan itu, Luthfi juga memastikan, kebutuhan dasar bagi warga terdampak wajib tercukupi. Mulai dari makanan, minuman, layanan kesehatan hingga pendidikan bagi anak-anak di dusun tersebut.
“Trauma healing juga dilakukan. Layanan kesehatan dan pendidikan harus jalan,” ucap Luthfi.
Sosialisasi Kewaspadaan Bencana Alam
Gubernur menegaskan, sosialisasi kewaspadaan akan terjadinya bencana alam, harus terus dilakukan. Tak hanya di Cilacap, namun juga wilayah lain yang rawan. Seperti di Kabupaten Brebes dan Wonosobo.
“BPBD harus terus sosialisasi. Wilayah mana saja yang rawan dan bagaimana antisipasinya. Masyarakat juga harus paham, bahwa Jawa Tengah itu supermarket bencana. Jadi kewaspadaan harus ditingkatkan dan saling mengingatkan, jika ada tanda-tanda potensi bencana terjadi,” harapnya.
Di sisi lain, Dirjen Penanganan Darurat BNPB, Mayor Jenderal TNI Budi Irawan mengatakan, pihaknya bersama BMKG melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC). Tujuannya, agar hujan tidak turun di lokasi pencarian. “Sudah laksanakan hari ini. Harapannya berhasil,” kata Budi.