Tren Asi Bubuk untuk Bayi, Apakah Aman?
Kesehatan

FTNews - Media sosial tengah diramaikan dengan tren Air Susu Ibu (ASI) bubuk untuk bayi. Dalam video disebutkan masa tahan ASI jadi lebih lama dibanding metode pemberian pada umumnya.
Metode ini disebut menjadi solusi praktis bagi ibu dengan aktivitas padat. Sebab, ASI bisa bertahan selama 3 tahun. Tren ini juga sudah populer sejak 2023.
Academy of Pediatrics (AAP) belum mengatur tentang pemberian ASI bubuk untuk bayi. Saat ini juga belum banyak penelitian soal apakah metode ini baik digunakan.
Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya
Sementara itu, layanan kesehatan Alberta di Kanada tidak merekomendasikan metode ini. "Sebagai dokter anak umum, saya mencoba untuk tetap berpegang pada pedoman AAP, pedoman CDC, pedoman FDA, dan mereka belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai keamanan dan kemanjuran ASI kering-beku," jelas Dr Neela Sethi, spesialis anak dan konsultan laktasi kepada Parents.
Adapun PPA atau American Academy of Pediatrics adalah asosiasi profesional ilmu kedokteran kesehatan anak asal Amerika Serikat. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat . FDA atau Food and Drug Administration ialah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.
Dr Sethi juga menegaskan bahwa ASI harus diberikan pada anak hingga usia 6 bulan. Kandungannya 100 persen sangat bermanfaat bagi bayi. "Kami tidak 100 persen mengetahui bahwa hal ini berlaku pada ASI bubuk," katanya.
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Senada dengan Dr Sethi, ahli neonatologi di RS Anak Philadelphia Dr Joanna Parga-Belinkie mengatakan belum banyak penelitian dengan keamanan ASI bubuk untuk bayi. Tidak banyaknya penelitian juga berdampak pada kekhawatiran akan kontaminasi dari proses pembuatannya.