Viral Delegasi Walk Out Massal saat Benjamin Netanyahu Pidato, Ini Reaksi PBB

Video viral yang menampilkan delegasi dari berbagai negara walk out massal saat Perdana Menteri Israel , Benjamin Netanyahu, berpidato di Sidang Umum PBB ke-80 pada Jumat, 26 September 2025.

Mereka meninggalkan ruang sidang sebagai protes terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza yang telah dihadiri lebih dari 65.000 orang, serta sebagai bentuk kecaman terhadap kebijakan Netanyahu.

Aksi ini juga menunjukkan semakin terjaminnya Israel di panggung internasional, terutama karena Netanyahu menghadapi dakwaan kejahatan perang di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Baca Juga: Vokalis The Strokes Kena Sensor Gegara Nyanyi Soal Intifada dan Palestina di TV

Benjamin Netanyahu. [X]

Beberapa perwakilan juga menolak kehadiran Netanyahu yang dianggap tidak dapat diterima di forum tersebut, dan mereka berasal dari negara-negara seperti Indonesia, Pakistan, Kuwait, Malaysia, Iran, dan Kuba, serta anggota Organisasi Kerja Sama Islam, Liga Arab, dan Gerakan Non-Blok.

Netanyahu tetap melanjutkan pidatonya meski kursi di depannya banyak yang kosong dan mendapat respons walk out dari para delegasi.

Baca Juga: Timur Tengah Semakin Memanas, Giliran Irak yang Tembak Drone ke Israel

Reaksi PBB

Tangkapan layar delegasi keluar secara massal. [Instagram]

Reaksi PBB melalui pimpinan sidang terhadap aksi walk out delegasi saat pidato Netanyahu beberapa kali mengetuk palu dan mengimbau hadirin agar tetap di ruangan.

"Mohon jaga di ruangan dan silakan kembali ke tempat," kata pimpinan sidang PBB.

Meski begitu, sebagian besar delegasi tetap meninggalkan ruang sidang. Hal ini mencerminkan ketegangan dan polarisasi yang kuat di antara anggota PBB terkait isu Israel-Palestina.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, secara umum menekankan pentingnya perdamaian sebagai jalan yang paling berani dan dibutuhkan dunia saat ini, mengingat konflik Gaza, Ukraina, dan lainnya.

Guterres mengajak negara-negara anggota PBB untuk memikirkan kembali semangat berdirinya PBB dan menegaskan solidaritas global untuk menjaga relevansi PBB dalam menghadapi berbagai krisis dunia.