Viral Kasus CPO Wilmar, Jerome Polin: Rp11,8 T Bisa Ubah Wajah Pendidikan dan Kesehatan

Konten kreator sekaligus edukator matematika, Jerome Polin, turut menyoroti kasus korupsi besar yang melibatkan Wilmar Group terkait komoditas CPO (crude palm oil). Perhatian publik meningkat setelah Kejaksaan Agung Republik Indonesia menggelar konferensi pers yang menampilkan sebagian uang tunai hasil sitaan, dengan nilai keseluruhan mencapai Rp11,8 triliun.

Dalam konferensi tersebut, pihak Kejaksaan hanya memajang sekitar Rp2 miliar karena keterbatasan ruang, meskipun nilai total sitaan jauh lebih besar. Visualisasi tumpukan uang di meja konferensi itulah yang memancing respons dari berbagai pihak, termasuk Jerome Polin yang dikenal aktif mengangkat isu sosial melalui pendekatan angka dan logika.

Baca Juga: 7 Artis Tanah Air Ikut Gerakan Brave Pink Hero Green

Visualisasi Matematika: Uang Rp11,8 Triliun Bisa Capai 12,9 KM

Jerome Polin (Instagram)

Melalui akun Instagram pribadinya, Jerome mengajak pengikutnya berpikir kritis dengan memvisualisasikan nilai fantastis Rp11,8 triliun dalam bentuk sederhana namun mencengangkan. Ia menyebut bahwa jika uang tunai tersebut disusun secara vertikal, maka total ketinggiannya akan mencapai 12.980 meter atau 12,98 kilometer, melebihi ketinggian Gunung Everest yang "hanya" sekitar 8,8 kilometer.

Tak hanya itu, Jerome juga menghitung potensi penggunaan uang sebesar itu jika dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. Dengan harga rata-rata Rp3.000 per bungkus mie instan, maka Rp11,8 triliun bisa dibelikan sekitar 3,9 miliar bungkus mie. Jika dibagikan ke seluruh penduduk Indonesia yang kini berjumlah sekitar 280 juta jiwa, maka setiap orang bisa makan mie instan selama lebih dari satu tahun.

Baca Juga: Jerome Polin Hitung Ulang Tunjangan Beras DPR Rp12 Juta, Hasilnya Mengejutkan

Dampak Nyata: Dari Pendidikan hingga Kesehatan

Jerome Polin (Instagram)

Tak berhenti pada makanan, Jerome juga menyoroti bagaimana uang hasil korupsi tersebut dapat dimanfaatkan untuk sektor pendidikan. Dengan asumsi harga satu buku pelajaran adalah Rp75.000, maka dana Rp11,8 triliun bisa digunakan untuk membeli sekitar 157 juta buku. Ini cukup untuk tiga kali lipat lebih dari total pelajar Indonesia saat ini yang berjumlah sekitar 50 juta siswa dari jenjang SD hingga SMA.

Untuk sektor transportasi, Jerome menghitung bahwa dengan harga satu unit motor sekitar Rp18 juta, maka uang sebesar itu bisa digunakan untuk membeli 655 ribu motor.

Yang paling menyentuh adalah perhitungan untuk sektor kesehatan. Jika satu unit puskesmas atau klinik dibangun dengan anggaran Rp5 miliar, maka sebanyak 2.360 unit puskesmas bisa dibangun di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini sangat relevan mengingat masih banyak daerah pedalaman yang belum memiliki fasilitas kesehatan memadai.

“Andai uang sebesar itu digunakan untuk pendidikan dan kesehatan, dampaknya pasti besar sekali untuk kesejahteraan dan masa depan Indonesia,” kata Jerome. Ia juga menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap kondisi masyarakat di pelosok yang masih menghadapi keterbatasan akses layanan dasar.