Forumterkininews.id, Jakarta- Dewan Pengurus Pusat Diaspora Global Aceh mengundang tokoh dalam dan luar negeri yang terlibat langsung pada penanangan pasca bencana Tsunami Aceh.
Ketua DPP Diaspora Global Aceh, Mustafa Abu Bakar menerangkan, organisasi yang diketuainya mengusung tema 17 Years of Tsunami Aceh: Global Solidarity For Humanity and Sustainable Development- An Aceh Model.
Hadir dalam acara ini Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil beserta Staf Khusus dan Juru Bicara Kementerian ATR/BPN Teuku Taufiqulhadi.
“Kami laporkan kepada menteri untuk acara ini. kami telah mengundang tokoh dunia yang terlibat langsung dalam memberikan dukungan pada masa pasca tsunami. Beberapa yaitu Racep Tayip Erdogan, Presiden Republik Turki,” kata Mustafa di Kantor Kementerian ATR/BPN, Minggu (26/12/2021).
Mantan Gubernur Aceh ini menerangkan, tokoh dunia yang diundang dari beberapa negara adalah mereka yang membantu proses pemulihan Aceh. Tokoh dunia itu akan memberikan testimoni rehabilitasi Aceh pasca tsunami melalui rekaman video.
“Selain Turki, adalah Singapura, Jerman, Australia, Jepang, dan Venezuela merupakan negara yang mendukung pemulihan pascabencana,” ujarnya.
17 Tahun Tsunami
Mustafa mengungkapkan peristiwa 17 tahun lalu menjadi kenangan pahit yang dirasakan rakyat Aceh. Betapa tidak, bencana tsunami itu meluluhlantakkan Aceh dan Nias serta merenggut ratusan ribu nyawa manusia.
“Kita mengingat, merenung dan mengambil hikmah terhadap bencana tersebut yang meluluhlantahkan Aceh dan Nias. Baru bergerak ke kawasan lainnya. Bencana tersebut kita rasakan sangat pahit, kita kehilangan banyak saudara,” kata Mustafa.
Tak hanya itu, tsunami juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur di Aceh yang sangat parah dan merusak tatanan sosial. Peristiwa itu, kata Mustafa, menjadi memori bangsa yang tidak akan pernah dilupakan selamanya.
“Kerusakan infrastruktur yang parah, bergesernya beberapa struktur geografinya, kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya berupa fisik. Namun juga perubahan tatanan sosial dan berbagai dimensi kemanusiaan. Itu lah sebuah memori bangsa yang tidak akan mungkin kita lupakan,” ungkapnya.
Mustafa mengatakan forum Diaspora Global Aceh ini bukan hanya untuk mengingat dan merenung peristiwa tsunami Aceh saja. Tetapi, kata Mustafa, forum ini juga untuk mengambil hikmah bagaimana mengantisipasi dan memitigasi bencana dengan sebaik-baiknya.
“Untuk itulah kita berkumpul hari ini. Tentu tidak terbatas dengan mengingat mengenal dan merenung. Utamanya kita mengambil hikmah, agar dengan peristiwa tersebut kita dapat mengantisipasi dan memitigasi sebaik-baiknya,” ungkap Mustafa.
Bencana Merupakan Sejarah Kehidupan Manusia
Mustafa menyadari, semua rakyat Indonesia terkhusus di Aceh, tidak ingin peristiwa itu terjadi lagi. Namun, kata Mustafa, bencana alam apa pun bentuknya selalu menjadi bagian dari sejarah kehidupan manusia.
“Tentu kita semua tidak ingin peristiwa itu terjadi lagi. Namun kita pun menyadari sebuah bencana alam apapun bentuknya selalu menjadi bagian dari sejarah kehidupan manusia. Baik di masa lalu, sekarang dan masa depan,” tuturnya.
“Di sinilah pentingnya hikmah dan pembelajaran penting akan generasi sekarang dan masa yg akan datang lebih siap dan cerdas dalam mengantisipasi dan mendedikasi sebuah bencana,” imbuhnya.kan terus saling mendukung dalam situasi apa pun.
Lebih lanjut, Mustafa mengatakan pihaknya sangat berterima kasih kepada seluruh masyarakat dan para tokoh yang ada dalam negeri maupun di luar negeri. Dia pun menyebut saat ini, peringatan mengenang 17 tahun tsunami Aceh juga dilakukan di beberapa daerah di Aceh oleh kelompok masyarakat.
“Kita pun berterima kasih secara tulus atas dukungan berbagai elemen masyarakat, baik dari dunia internasional, bangsa-bangsa dan lembaga internasional terutama dari dalam negeri yang datang dari berbagai provinsi ketika itu,” ujarnya
