2 Perusahaan Minyak Asing yang Tutup SPBU akibat Kalah Saing oleh Pertamina, Kini Waktunya Kembali?

Korupsi besar-besaran anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina Patra Niaga telah mencoreng nama BUMN tersebut. Skandal Pertamax oplosan itu telah mengikis kepercayaan publik terlihat dari media sosial dan dukungan kepada perusahaan pesaing.

PT Pertamina Patra Niaga diduga melakukan praktik culas dengan mengoplos Pertamax dengan BBM kualitas di bawahnya seperti Pertalite.

Kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun pada 2023. Jika dihitung nilainya dengan waktu perkiraan skandal sejak 2018 hingga 2023 bisa mencapai Rp900 triliun dalam kurun 5 tahun itu.

Baca Juga: Harga BBM dan Elpiji Nonsubsidi Naik Lagi

Namun, tahukah kamu ada dua perusaan minyak asing yang mencoba bersaing dalam bisnis SPBU di Indonesia?

Tetapi akhirnya kedua perusahaan itu hengkang juga karena kalah bersaing dari SPBU milik Pertamina. Kedua perusahaan itu yaitu Total dan Pertronas.

Total

Baca Juga: Daftar Harga Pertamax hingga Pertalite Terkini 28 Oktober 2024

Perusahaan Total. (Totalenergies)

Total adalah perusahaan minyak dan gas asing asal Prancis dengan nama TotalEnergies SE. Melalui PT Total Oil Indonesia mereka membangun bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia pada 2003.

Namun Total akhirnya memutuskan untuk menutup total semua bisnis SPBU di Indonesia terhitung sejak 2020. Total menyerah ketika volume penjualan terus-terusan tidak bisa menutupi biaya modal dan juga operasional.

Petronas

Petronas. (Insragram)

Petroliam Nasional Bhd atau hanya disebut Petronas merupakan perusahaan minyak dan gas asing asal Malaysia. Perusahaan ini pernah mencoba bersaing dalam bisnis SPBU di tengah dominasi Pertamina.

SPBU Petronas pertama kali membuka SPBU di Indonesia pada tahun 2006 di Cibubur, Jakarta Timur. Kemudian berkembang hingga mengelola hingga belasan SPBU.

Petronas memilih hengkang dari bisnis BBM di Indonesia pada 2012 lalu. Sama seperti Total, Petronas tak sanggup melawan kuatnya SPBU Pertamina hingga tak bisa memenuhi biaya operasional.

Setelah skandal memalukan Pertamax oplosan dari anak perusahaan Pertamina, akankah kedua perusahaan asing itu mengambil kesempatan ini untuk kembali berbisnis SPBU di Indonesia?