Aceh Larang Bukber Bercampur Laki-Laki dan Perempuan, Gak Bisa Reuni SD?

Bulan Ramadan tinggal menghitung hari. Yaitu sudah dimulai Jumat, 28 Februari setidaknya menurut perhitungan data hisab.

Ada banyak momen yang biasa dikangeni di bulan puasa. Salah satunya buka puasa bersama atau bukber.

Bukber yaitu kegiatan buka puasa bersama teman-teman, rekan kerja, kerabat, atau keluarga. Bukber diadakan untuk mempererat silaturahmi sekaligus menikmati kemeriahan Ramadan.

Baca Juga: Hindari Diabetes, Makan Takjil Ini saat Ramadan!

Namun, apa jadinya ketika bukber dilakukan tanpa bercampurnya laki-laki dan perempuan? Hal itu terjadi di Aceh yang menerapkan syariat Islam.

Ilustrasi. (Pixabay @outsideclick)

Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengeluarkan larangan bercampurnya laki-laki dan perempuan atau ikhtilath saat bukber. Hal itu untuk menghindari pelanggaran syariat Islam dalam kegiatan bukber.

Pelarangan tersebut tertuang dalam taushiyah tentang Penyelenggaraan Ibadah Bulan Ramadan dan Kegiatan Keagamaan Lainnya Tahun 1446 Hijriah/2025.

Baca Juga: Rekomendasi Kegiatan Seru saat Ramadan, Pernah Coba?

MPU juga mengimbau masyarakat agar menjaga ukhuwah, menghargai perbedaan, dan memperhatikan keputusan pemerintah dalam penetapan awal bulan Ramadan 2025.

Di media sosial, pelarangan ini menjadi perbincangan netizen @seperti dalam unggahan @tercyduck.aceh. Banyak yang setuju tentang aturan ini. Tak sedikit juga menilai hal itu berlebihan.

Ilustrasi. (Pixabay @amandaputri99)

"Dari dulu yang diterbitin caman larangan-larangan terus, Islam bukan hanya tentang larangan," kata @alifroni67.

"Buka puasa bareng gak apa-apa kan rame-rame gak mungkin juga buat yang gak-gak. Yang dilarang itu berduaan khalwat. Rame-rame ya gak apa-apa ajang silaturahmi. Sejak remaja sama tua saya sering buka puasa bareng gak terjadi apa pun yang ada banyak rezeki ketemu kawan sudah sukses diajak bisnis," tulis @melissaaja18.

"Bukber pejabat emang gak nyampur?" komentar @

riezky_phonna.

"Padahal mau bukber SD," kata @ceecaqq.

"MPU jangan latah. Kalau mau terapkan. Terapkan yang sempurna, itu pisahin ruang kerja PNS laki-laki dan wanita di kantor-kantor, pisahin juga ruang kelas laki-laki dan wanita di SMA dan kampus-kampus. Bukan tidak mendukung tapi kenapa aturan selalu buat kalangan bawah," komentar @syahbunnadhif.