Aceh Tamiang Jadi Fokus Perhatian Lantaran Terdampak Cukup Parah
Aceh Tamiang masih menjadi fokus intervensi karena kondisi banjir yang cukup parah. Pengiriman logistik ke wilayah ini juga dibantu dari Sumatra Utara, setelah akses darat lintas provinsi berhasil ditembus.
Hal itu diungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, Sabtu (6/12/2025).
Secara umum, ungkapnya, upaya penanganan bencana hidrometeorologi di Aceh terus dilakukan secara masif. Hingga Sabtu (6/12/2025), tercatat hampir 2.000 warga berhasil dievakuasi, sementara sinkronisasi data korban dan wilayah terdampak terus diperbarui untuk memastikan akurasi laporan lapangan.
Baca Juga: Zaskia Adya Mecca Emosi Lihat Kerusakan Hutan Pemicu Banjir Bandang Aceh Tamiang
“Evakuasi dan penyelamatan terus kita lakukan. Hampir 2.000 orang sudah dievakuasi. Ini capaian luar biasa dalam beberapa hari,” ujar M. Nasir saat menerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Kantor Gubernur Aceh.
Menurutnya, beberapa laporan warga hilang kini tengah diverifikasi ulang, karena sebagian sudah ditemukan namun belum melapor kembali. “Data harus disinkronkan agar valid, sehingga seluruh intervensi dilakukan tepat sasaran.”
Baca Juga: Tambah Pasokan, Pertamina Pulihkan Suplai BBM di Aceh, Antrean Panjang Berhasil Ditekan
Distribusi Logistik Dikebut Lewat Darat, Udara, dan Laut
Sejauh ini, Pemprov Aceh mengerahkan seluruh moda transportasi untuk mempercepat distribusi logistik ke wilayah terisolir maupun daerah yang sulit dijangkau. “Kita menggunakan tiga armada darat, udara, dan laut untuk memastikan logistik sampai ke seluruh titik,” jelas Sekda Aceh.
Adapun rute dan pola distribusi yang digunakan adalah melalui darat dari Banda Aceh menjangkau Bireuen, Pidie Jaya, Pidie hingga Aceh Barat. Untuk jalur selatan menjangkau Aceh Selatan, Subulussalam, dan Singkil. Jalur timur dikejar dari Banda Aceh menuju Aceh Timur dan Langsa.
Lewat udara menggunakan pesawat yang dikerahkan dari Lanud Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Fokus utama distribusi dari udara menjangkau Bener Meriah, Aceh Tengah, dan wilayah yang longsornya masih berat.
Melalui laut sebanyak kapal bermuatan logistik 80 ton diberangkatkan ke Rukoh untuk disalurkan ke Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang.
Perbaikan 156 Jembatan Terdampak, Pemulihan Telekomunikasi
Selain logistik, pemerintah juga memfokuskan perbaikan 156 jembatan yang terdampak, terutama yang menjadi jalur vital. “Kita prioritaskan jembatan untuk konektivitas utama. Beberapa menggunakan jembatan sementara, walaupun hanya menahan beban delapan ton,” jelas Sekda Aceh.
Pemerintah juga tengah membuka akses dari Aceh Utara menuju Aceh Tengah serta Aceh Barat Daya ke Aceh Tengah. Jika jalur ini dapat ditembus, konektivitas darat Aceh ke Sumatra Utara akan kembali normal dan mempercepat penanganan bencana.
Pemulihan jaringan telekomunikasi juga menjadi salah satu fokus utama karena sangat mempengaruhi psikologis warga yang terdampak bencana. “Kemarin bersama Wamen Kemkomdigi kita targetkan hari ini pemulihan mencapai 75 persen,” kata Nasir.
Dengan dukungan operator dan perangkat Kemkomdigi, jaringan diharapkan normal dalam waktu dekat. “Kalau komunikasi sudah lancar, kegelisahan masyarakat bisa berkurang karena mereka bisa terhubung dengan keluarga.”
Layanan Kesehatan Diperkuat, Rumah Sakit Mulai Aktif Kembali
Sekda Nasir mengatakan Aceh menerima bantuan tenaga medis dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga, di antaranya Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Pertahanan. Tim medis telah disebar ke wilayah terdampak seperti Aceh Timur, Aceh Utara, dan beberapa titik kritis lainnya.
Rumah sakit di Aceh Tamiang dan wilayah Jantang juga mulai kembali beroperasi setelah mendapat dukungan listrik dari PLN. “Sudah aktif kembali dan operasi bisa dilakukan malam hari setelah penambahan daya listrik. Kita pastikan seluruh proses pengobatan berjalan efektif.”