AKBP Arie Cahya Lihat Sambo Merokok Usai Penembakan Brigadir J
Hukum

Forumterkininews.id, Jakarta - AKBP Arie Cahya Nugraha alias Acay mengaku dihubungi oleh Ferdy Sambo untuk datang ke rumah Duren Tiga setelah terjadi penembakan yang menewaskan Brigadir J, pada 8 Juli lalu.
Hal tersebut disampaikan Acay saat menjadi saksi untuk terdakwa AKP Irfan Widyanto dalam sidang lanjutan perkara merintangi penyidikan terkait pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (26/10).
"Beliau hanya memerintahkan saya datang ke rumah, kemudian saya datang. Kurang lebih ditelpon 17.30 Wib dengan kalimat, 'Cay, ke rumah saya sekarang'. Saya sampaikan, 'Siap jenderal', telepon ditutup oleh beliau," kata Acay di hadapan majelis hakim.
Baca Juga: KPK Bidik Enam Anggota DPRD DKI dalam Korupsi Tanah Munjul
Acay menjelaskan ketika menerima telepon ia sedang berada di Kantor Bareskrim Polri dan tidak mengetahui untuk keperluan apa dirinya diminta untuk ke rumah Sambo.
Acay yang saat itu menjabat Kanit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri pun kemudian mengajak AKP Irfan Widyanto yang merupakan Kasubdit atau bawahannya.
Setibanya di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, sekitar pukul 18.30-18.45 WIB, Acay yang diminta masuk ke dalam rumah oleh Sambo kemudian masuk melewati pintu samping yang bersebelahan dengan dapur.
Baca Juga: Berani Nyatakan Kasus Polisi Tembak Polisi Terbuka, Kompolnas Apresiasi Kapolri
"Sampai di sana, terdakwa (AKP Irfan) hanya di luar, saya tidak tahu aktivitasnya apa. Karena saya pribadi yang dipanggil Pak FS (Ferdy Sambo)," ujarnya.
Acay membeberkan bahwa ia melihat Sambo yang mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL) tengah merokok sendirian dengan wajah yang tampak merah dan tidak seperti biasanya. Ia pun mengaku baru berani menghadap Sambo pada saat itu ketika telah mematikan rokoknya.
"Dengan wajah mohon maaf tidak seperti biasanya, wajahnya merah seperti orang marah," tuturnya.
Acay mengaku saat itu Sambo hanya memintanya masuk ke dalam rumah. Adapun di luar rumah, ia menyebut situasi sudah banyak anggota provost hingga anggota Satreskrim Polres Jakarta Selatan.
Ketika masuk ke dalam rumah ia melihat ada jenazah tergeletak di sebelah tangga, kemudian bertanya mayat siapa itu kepada Sambo. Sambo lantas menjawab bahwa mayat tersebut adalah mayat Brigadir J.
Sambo, kata dia, menyebut Brigadir J telah bertindak kurang ajar melecehkan istrinya, Putri Candrawathi, dan telah terjadi peristiwa tembak menembak.
Dengan mimik yang tenang, dia (Bharada E) mengatakan, 'Siap, Ndan, saya yang nembak'," kata Acay menirukan dialog dengan Bharada E.
Acay mengaku juga dimintai tolong oleh Sambo untuk membantu mengangkat jenazah Brigadir J ke tandu untuk kemudian dimasukkan ke dalam ambulans.
"Saya lihat ke dalam jenazah itu sudah ada di dalam kantong namun kesulitan untuk diangkat ke tandu," tuturnya.
Keesokan harinya pada 9 Juli, Acay yang sedang berada di Bali mendapat telepon dari Kepala Biro Pengamanan Internal Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan dan Kaden A Ropaminal Divpropam Polri Kombes Agus Nur Patria untuk memeriksa CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Namun, karena sedang berada di Bali, Acay lantas memerintahkan AKP Irfan Widyanto memeriksa CCTV di sekitar rumah dinas Sambo tersebut.