Aktivis di Jakarta Gelar Demo Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Aksi kreatif berupa flash mob digelar oleh Perhimpunan Paduan Suara GITAKU di kawasan Sudirman, Jakarta, pada Sabtu (8/11/2025).
Aksi tersebut merupakan bentuk penolakan terhadap rencana pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto.
Baca Juga: Soeharto Dapat Gelar Jenderal Besar, Begini Alasan Militer Memberinya Bintang 5
Dalam kegiatan itu, para peserta tidak hanya menyanyikan lagu, tetapi juga membacakan puisi dan berorasi untuk menegaskan sikap mereka menolak penghargaan tersebut.
Ekspresi Kreatif Menyampaikan Aspirasi
Soeharto bersama Tutut Soeharto [Instagram @tututsoeharto]
Salah satu inisiator aksi, Arief Bobhil, mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, mengatakan bahwa flash mob ini digelar untuk mengajak masyarakat menyampaikan aspirasi dengan cara yang lebih kreatif.
“Aksi kami ini untuk mengajak masyarakat bernyanyi, karena tidak semua pernyataan harus disampaikan lewat pidato atau orasi. Nyanyian bisa mengajak orang untuk berekspresi sekaligus refleksi — seperti halnya puisi,” ujar Arief Bobhil di lokasi.
Lagu “Ada yang Hilang” Jadi Simbol Kritik
Dalam aksi tersebut, kelompok GITAKU membawakan lagu “Ada yang Hilang” yang dipopulerkan oleh Ipang Lazuardi dan Didit Saad. Menurut Arief, lagu itu dipilih untuk mengingatkan publik pada tragedi penghilangan paksa aktivis di penghujung masa pemerintahan Soeharto.