Alasan Polisi Gandeng TNI Hingga Pemprov DKI Dalam Kasus Narkotika Jaringan Internasional
Hukum

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto ungkap alasan pihaknya menggandeng TNI hingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pengungkapan kasus narkotika jaringan internasional.
Diketahui, Polda Metro Jaya melaksanakan kegiatan pengungkapan kasus peredaran gelap narkotika jenis sabu sebanyak 110 kg, dan ekstasi sebanyak 90 ribu butir, di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, hari ini Rabu (6/11).
Kegiatan tersebut menghadirkan Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta atau Pangdam Jaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay.
Baca Juga: Hari ini, Korban Pelecehan Rektor Nonaktif UP Bakal Datangi Polda Metro
Tidak hanya Panglima Pangdam Jaya, Karyoto juga turut mengundang Kapengti DKI, BNN DKI Jakarta, Irwasda, Pemprov DKI, hingga Kajati DKI.
Menurut Karyoto, pihaknya menggandeng sejumlah stakeholder untuk melakukan penegakan hukum dengan penuntutan semaksimal mungkin hukumannya untuk kedepannya.
"Dan bagi para pejabat yang lain ini adalah kewaspadaan. Kami akan terus berjanji untuk berupaya mencegah dan kepada rekan rekan stakeholder yang punya tugas pokok untuk terus melakukan peningkatan," ujar Karyoto, Rabu (6/11).
Baca Juga: Kapolda Gandeng Pangdam Jaya Hingga Pemprov DKI Ungkap Kasus Narkoba Jaringan Internasional
Lebih lanjut, Karyoto juga ingin gabungan stakeholder ini tidak hanya ingin mengungkap kasus peredaran narkotikanya saja. Ia juga ingin mengusut tuntas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
"Kemarin Mabes Polri yang luar biasa, (TPPU) Fredi Pratama jumlahnya triliun. ini nanti kita akan upayakan untuk mengungkap TPPUnya. kalau bisa kita miskinkan, akan kita miskinkan antara pelaku yang terlibat dalam peredaran gelap narkotika ini," pungkasnya.
Diketahui, Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus peredaran narkotika jaringan internasional Malaysia, Riau, hingga Jakarta. Sebanyak 4 orang dijadikan tersangka dalam kasus ini.