Forumterkininews.id, Jakarta – Petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terpaksa bongkar sebanyak 30 bangunan liar. Hal itu dianggap mengganggu aliran sungai.
Hal itu seperti diungkapkan oleh Pelaksana Tugas Kasatpol PP Kabupaten Bekasi, Deni Mulyadi.
Dia mengatakan penertiban bangunan ini berdasarkan laporan masyarakat melalui pemerintah desa dan kecamatan, kemudian pemda setempat menindaklanjutinya.
“Bangunan dan lapak liar tersebut dianggap mengganggu normalisasi aliran sungai. Setelah penertiban,” kata Deni, di Bekasi, dikutip dari Antara, Minggu (18/9).
Lebih lanjut ia mengatakan kegiatan penertiban bangunan liar ini juga berdasarkan standar operasional Satpol PP Kabupaten Bekasi terkait dengan pelanggaran peraturan daerah serta kepala daerah di wilayah itu.
Hal ini dikarenakan seluruh bangunan dan lapak liar itu berdiri di atas lahan irigasi milik Perum Jasa Tirta (PJT).
“Langkah eksekusi bangunan dan lapak liar ini sudah kami tempuh, mulai surat teguran pertama hingga tiga, kemudian surat peringatan pertama hingga tiga, serta surat imbauan. Setiap kegiatan penertiban kami berpegang teguh pada aturan yang berlaku,” ucap Deni.
Terkait hal ini, pihaknya berharap pihak PJT memasang pagar atau menanami tanaman di sepanjang tanah irigasi agar tidak terjadi lagi hal serupa ke depan.
Dalam hal yang sama Pelaksana Tugas Kepala Bidang Trantibum, Ganda Sasmita menyebutkan tedapat 30 bangunan dan lapak liar yang berdiri di sepanjang tanah irigasi tersebut.
“Sebagian pemilik bangli sudah sadar pelanggaran yang dilakukan. Kami membongkar puluhan dari total 30 bangli, sisanya mereka sudah bongkar secara mandiri,” kata Ganda.
Pihaknya menerjunkan 200 personel gabungan dari personel Satpol PP , TNI, Polri, serta pihak kecamatan, dan desa setempat.
“Pembongkaran secara manual dibantu pihak kecamatan dan desa berlangsung kondusif. Jarak penertiban diperkirakan sepanjang 1,5 kilometer dari titik awal hingga akhir pembongkaran,” ucap Ganda.
