Apa Benar Nonton Film Abadi Nan Jaya Bisa Picu Trypophobia?

Film Abadi Nan Jaya telah memunculkan perbincangan luas bukan hanya karena cerita zombie-tradisinya, tetapi karena penggunaan elemen visual yang memicu reaksi fobia pada sebagian penonton.

Yaitu fobia terhadap pola lubang-lubang kecil berdempetan, yang dikenal sebagai Trypophobia.

Sejak film ini tayang global di Netflix pada 23 Oktober 2025, banyak penonton melaporkan merasa geli, merinding, bahkan mual ketika menatap tampilan zombie dengan tekstur “pori-pori” atau pola berkelompok yang tak biasa.

Baca Juga: Deretan Film Horor Indonesia di XXI yang Tayang Sepanjang Bulan Juli 2025!

Apa Itu Trypophobia?

Film Abadi Nan Jaya (The Elixir). [Instagram]Trypophobia adalah jenis ketidaknyamanan atau rasa jijik yang muncul saat seseorang melihat objek atau pola lubang-lubang kecil yang berkerumun rapat misalnya sarang lebah, spons penuh pori, atau tekstur kulit tertentu.

Walaupun belum secara resmi masuk ke dalam manual diagnosa seperti DSM-5, banyak laporan menunjukkan bahwa penderita bisa mengalami gejala fisik seperti mual, gatal, pusing, atau kecemasan ketika terpancing visual-pemicu tersebut.

Baca Juga: Ternyata Ini Daya Tarik Film Abadi Nan Jaya yang Kini Puncaki Netflix Global

Penelitian dan diskusi psikologi menyebutkan bahwa mungkin ini adalah reaksi naluriah tubuh terhadap pola yang mengingatkan bahaya seperti luka, infeksi, atau hewan berbisa, yang dulu bermakna evolusioner.

Dalam film Abadi Nan Jaya, sutradara Kimo Stamboel memilih tampilan zombie yang sangat berbeda: wajah dan tubuh dengan pola berlubang-lubang, tonjolan dan tekstur seperti spons ataupun sarang lebah yang secara visual memang dirancang untuk menimbulkan ketidaknyamanan.

Inspirasi visual tersebut datang dari tanaman Nepenthes (kantong semar)—tumbuhan karnivora yang bagian dalamnya gelap, bertotol-totol, dan memiliki struktur “kerumunan lubang” alami.

Kimo sendiri pernah menyatakan bahwa ia sempat ragu menyematkan efek seperti ini karena khawatir akan “melampaui batas” kenyamanan penonton.

Namun keputusannya itu ternyata menjadi penanda visual penting bagi film ini membuatnya mencuat sekaligus memicu reaksi emosional dan fisik yang kuat pada penonton yang sensitif terhadap pola-lubang.

Reaksi Penonton dan Sensasi ‘Geli Tapi Menakutkan’

Beberapa penonton menyampaikan lewat media sosial bahwa bagian zombie dengan pola berlubang membuat mereka berhenti menonton sebentar karena merasa “geli banget”, “tidak nyaman”, atau bahkan “mual”.

Di sisi lain, efek visual itu justru dianggap sebagai kelebihan karena berhasil memunculkan horor yang lebih dalam daripada sekadar darah atau skripsi jump-scare.

Menariknya, beberapa aktor dan aktris film ini juga mengaku memiliki trypophobia atau merasa terganggu dengan tampilan lubang-lubang kecil tersebut dalam proses syuting.

Mengapa Pemanfaatan Trypophobia Dalam Film Bisa Efektif

Film Abadi Nan Jaya (The Elixir). [Instagram]Visual “lubang kecil” menembus lapisan estetika horor biasa dan menargetkan reaksi fisik bawah sadar, bukan hanya ketakutan yang dipikirkan secara sadar.

Elemen lokal seperti jamu, desa terpencil, dan budaya Indonesia menjadikan Abadi Nan Jaya terasa “akar”, sementara pola trypophobia membuatnya terasa “universal” (karena hampir semua orang punya potensi reaksi).

Dengan efek tak nyaman yang muncul—geli, jijik, kecemasan—penonton merasa “terganggu” dalam arti positif dan negatif sekaligus.

Ini meningkatkan kesan menonton dan potensi untuk “terjebak” dalam layar lebih lama (atau justru menutup mata).

Bagi orang yang sudah tahu mereka memiliki sensitivitas terhadap pola lubang-lubang kecil, menonton film ini bisa jadi pengalaman tidak nyaman atau bahkan pemicu kecemasan.

Sutradara sempat menyebut kekhawatirannya bahwa beberapa penonton bisa mengalami reaksi berlebihan.

Oleh sebab itu, disarankan bagi penonton dengan sensitifitas visual untuk menyiapkan mental terlebih dahulu atau bahkan mempertimbangkan untuk melewati adegan yang sangat menonjol pola trypophobiannya.