Nasional

Apa Itu 7 Ong Plus? Ciri-Ciri Umum Orang Terpapar Narkoba

05 November 2025 | 03:03 WIB
Apa Itu 7 Ong Plus? Ciri-Ciri Umum Orang Terpapar Narkoba
Badan Narkotika Nasional (BNN) hadir dalam kegiatan ungkap kasus peredaran gelap narkoba yang dilakukan Bareskrim Polri selama periode Januari hingga Oktober 2025. [Instagram @infobnn_ri]

Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Muhammad Zainul Muttaqien mengungkap ciri-ciri umum orang yang terpapar narkoba.

rb-1

Zainul menjelaskan ciri-ciri umum tersebut dalam istilah "7 ong plus". Yakni bohong, nyolong, nodong, songong, ompong, bengong, dan rempong.

BNN pun telah meluncurkan program IKAN (Integrasi Kurikulum Anti Narkoba) agar pendidikan antinarkoba masuk ke dalam sistem pembelajaran sejak dini, guna memperkuat upaya pencegahan.

Baca Juga: Polisi Pulangkan Istri Onadio Leonardo, Hasil Tes Urine Beby Prisilia Negatif Narkoba

rb-3

Zainul mengatakan bahwa ancaman narkotika bukan hanya di Indonesia. Tapi juga telah menjadi persoalan serius di dunia.

Di mana angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba secara global mencapai 585 ribu orang per tahun atau rata-rata 52 orang meninggal setiap jam.

"Angka kematian akibat narkoba di dunia bahkan lebih besar daripada akibat konflik bersenjata dan terorisme," ujarnya dalam Diskusi Terbuka Tentang Bahaya Narkoba, Selasa (4/11/2025).

Baca Juga: Anggota Polda Sumut yang Jual 1 Kg Sabu Dijatuhi Sanksi Pemecatan

Angka Kematian di Indonesia Akibat Narkoba

Deputi Pencegahan BNN Irjen Pol Muhammad Zainul Muttaqien. [Dok. BNN]Deputi Pencegahan BNN Irjen Pol Muhammad Zainul Muttaqien. [Dok. BNN]Lebih lanjut, Zainul mengungkapkan bahwa sekitar 50 orang di Indonesia meninggal setiap hari akibat narkoba.

Atau mencapai 18 ribu orang per tahun, dengan rentang usia korban didominasi kelompok muda 14 hingga 25 tahun.

Saat ini, lanjut Zainul, terdapat 1.386 jenis narkoba baru di dunia. Di mana 99 diantaranya telah teridentifikasi beredar di Indonesia.

"Dari jumlah tersebut, 94 jenis sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan," ungkapnya,

Ia menambahkan cairan vape kini juga teridentifikasi mengandung narkotika jenis etomidate, senyawa anestesi yang di Taiwan dikategorikan sebagai narkotika golongan 1.

Di sisi lain, sebanyak 52,97 persen penghuni lembaga pemasyarakatan tercatat merupakan narapidana kasus narkotika.

Narkoba Ancam Cita-Cita Generasi Emas 2045

Sementara itu, Penasihat Ahli Kapolri Andi Subiakto mengatakan jika peredaran narkoba tidak tertangani serius, cita-cita menuju Generasi Emas 2045 akan gagal.

Akibatnya, bonus demografi bisa berubah menjadi bencana demografi.

Ia pun menyoroti adanya rumah tahanan narkoba yang justru menjadi pusat produksi dan peredaran narkoba di Tanah Air.

Andi berpendapat Indonesia kini menjadi sasaran utama segitiga emas peredaran narkoba dunia.

Sehingga diharapkan agar BNN lebih agresif dalam bertindak, melakukan tes narkoba bagi mahasiswa baru dan aparatur sipil negara (ASN).

Serta memperluas kerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang memiliki jaringan luas.

Jadi Ancaman Geopolitik dan Geodemografi

Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN). [Ist]Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN). [Ist]Andi turut menyoroti meningkatnya praktik jual beli narkotika secara online. Serta keterkaitannya dengan judi daring dan prostitusi daring yang memperburuk kondisi sosial.

"Bahaya narkotika ini bukan lagi sekadar isu kriminal, melainkan sudah menjadi ancaman geopolitik dan geodemografi," tuturnya.

Dengan begitu, dia menilai pendekatan lunak (soft approach) sudah tidak relevan. Sehingga sekarang saatnya menerapkan hard approach, yaitu tindakan yang lebih keras dan tegas.

Sumut Tertinggi Jumlah Tahanan Kasus Narkoba

Berdasarkan Indonesia Drug Report 2025, jumlah narapidana dan tahanan kasus narkoba mencapai 141.016 orang.

Dari jumlah itu, 76.712 merupakan bandar, pengedar, penadah, dan produsen, sementara sebanyak 64.304 lainnya merupakan pengguna.

Sumatra Utara tercatat memiliki jumlah tahanan kasus narkoba tertinggi pada 2024 dengan 19.378 orang, termasuk 10.952 bandar dan pengedar.

Di posisi kedua ada Jawa Timur dengan 13.917 tersangka, disusul Jawa Barat (10.989), Riau (8.767), dan DKI Jakarta (8.533).

Kalimantan Timur menempati posisi keenam dengan 7.979 tersangka, Sumatra Selatan (7.593), Sulawesi Selatan (6.823), Kalimantan Selatan (6.766), dan Jawa Tengah (6.106).

Tag Narkoba BNN Ciri-Ciri Orang Terpapar Narkoba Angka Kematian