Apa Itu Bencana Hidrometeorologi? BMKG Sebut Akan Landa Padang dan Sekitarnya
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi hingga 29 November 2025.
“Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem terutama hujan lebat hingga ekstrem yang dapat disertai angin kencang di sebagian besar wilayah Sumbar,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, Rabu (26/11/2025).
Peringatan tersebut tidak lepas dari munculnya bibit tropical cyclone 95B yang terdeteksi sejak 21 November 2025 di kawasan Selat Malaka bagian timur perairan Aceh.
Baca Juga: Dua Bibit Siklon Tropis Terdeteksi, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Fenomena ini memicu pertemuan angin di wilayah Sumatera Barat serta didukung nilai Indian Ocean Dipole (IOD) yang negatif. Kondisi atmosfer yang labil ini meningkatkan pasokan uap air dan kelembapan, sehingga memperkuat pembentukan awan hujan tebal.
BMKG menyebut kondisi cuaca yang tidak stabil tersebut berpotensi memunculkan bencana hidrometeorologi dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diminta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi ancaman pada 26–29 November 2025.
Baca Juga: BMKG Sebut Siklon Tropis Fina Terbentuk, Apa Itu?
Selain itu, aktivitas Gunung Marapi juga dapat memperburuk risiko bencana di tengah cuaca ekstrem.
Apa Itu Bencana hidrometeorologi?
Bencana hidrometeorologi menjadi isu penting jelang akhir tahun, mengingat bencana ini merupakan salah satu yang paling sering terjadi di Indonesia. Menurut data BNPB yang dikutip dari Modul Hidrometeorologi UGM (2022), tren bencana hidrometeorologis di Indonesia terus meningkat selama 20 tahun terakhir.
Secara definisi, BMKG menjelaskan bahwa bencana hidrometeorologi adalah fenomena alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Dampaknya dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, kerusakan lingkungan, hingga gangguan sosial ekonomi. Bencana ini rentan terjadi ketika curah hujan ekstrem, kelembapan tinggi, dan angin kencang berlangsung bersamaan.
Menurut BPBD Grobogan, hidrometeorologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari siklus hidrologi, debit air, dan statistik curah hujan. Ilmu ini penting untuk menentukan kemungkinan curah hujan serta memprediksi dampak seperti banjir dan potensi bencana lainnya.
Bencana hidrometeorologi sendiri mencakup fenomena alam yang terjadi pada atmosfer, hidrologi, dan oceanografi yang bersifat merusak maupun membahayakan.
Parameter meteorologi seperti curah hujan, angin, kelembapan, dan temperatur menjadi pemicu utama bencana hidrometeorologi. Saat kondisi atmosfer labil dan pasokan uap air meningkat, risiko cuaca ekstrem pun ikut melonjak.
Hujan deras hingga menyebabkan banjir termasuk bagian dari bencana hidrometeorologi.
Fenomena seperti tropical cyclone, IOD negatif, dan pola angin yang bertemu turut memperbesar kemungkinan terjadinya bencana tersebut.
Contoh bencana hidrometeorologi sangat beragam, mulai dari badai siklon tropis, badai petir, hingga hujan es. Di Indonesia, beberapa kejadian yang umum terjadi meliputi banjir, longsor, angin puting beliung, kekeringan, hujan ekstrem, dan kebakaran hutan serta lahan.
Di Sumatera Barat sendiri, potensi bencana diprediksi terjadi di sejumlah wilayah seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, serta Kota Padang Panjang.
Kabupaten Padang Pariaman, Pasaman, Kota Padang, dan Kabupaten Pesisir Selatan juga termasuk daerah rawan. BMKG mengimbau warga mengenali titik berbahaya dan memperbarui informasi cuaca sebelum beraktivitas.
Masyarakat juga diminta mencari lokasi aman ketika hujan intensitas tinggi terjadi dalam durasi yang panjang. Selain itu, mengikuti arahan dari petugas kebencanaan menjadi langkah penting untuk meminimalkan risiko.
Dengan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang baik, dampak bencana hidrometeorologi diharapkan dapat ditekan dan tidak menimbulkan kerugian besar.