Apa Itu Sunda Wiwitan? Agama Kepercayaan yang Kerap Ditudingkan Dianut KDM
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) dikenal sebagai pemimpin yang menaruh perhatian tinggi kepada kebudayaan dan kelestarian lingkungan. Terlihat dari beberapa kebijakannya keras terhadap para perusak lingkungan.
Dalam pernyataannya KDM kerap mengulang-ulang bahwa warganya harus cinta akan lingkungan untuk kehidupan anak cucu masa depan. Dia menyebut akan melindungi sungai-sungai dan hutan selama menjadi pemimpin.
KDM juga sangat kental dengan budaya Sunda. Itu dapat dilihat dari pakaian hingga cara berinteraksinya dengan masyarakat yang kerap menggunakan bahasa lokal.
Baca Juga: Tanya Meta AI, Mengapa Suku Sunda Hasilkan Wanita Tercantik dan Pria Terganteng di Indonesia?
Kentalnya budaya Sunda itu juga yang menjadikan KDM disebut-sebut sebagai penganut agama Sunda Wiwitan. Tudingan itu yang juga menjadikan pertentangan di sebagian kalangan muslim.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (YouTube)
Lalu apa itu Sunda Wiwitan?
Baca Juga: Biografi dan Agama Dedi Mulyadi atau KDM, Gubernur yang Lagi Hits dan Curi Perhatian Netizen
Sunda Wiwitan adalah agama kepercayaan lokal yang dianut suku Sunda sebelum datangnya Hindu dan Islam. Suku Sunda saat ini mendiami wilayah Jawa Barat hingga Banten.
Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan tentang leluhur dan kekuatan alam. Ada juga pendapat, di zaman modern seperti sekarang Sunda Wiwitan sebagai cara hidup yang dekat dengan alam meskipun sudah menganut agama lain seperti Islam.
Suku Sunda yang menganut Sunda Wiwitan di Jawa Barat tidak terkonsenterasi dan terutama hanya dianut orang-orang tua setelah datangnya Islam. Sunda Wiwitan hanya dianut secara komunal oleh warga Kanekes atau Baduy di daerah Lebak, Banten.
Pengertian Sunda Wiwitan
Selain sebagai kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur, Sunda Wiwitan juga disebut ajaran agama dengan unsur monoteisme purba.
Sunda Wiwitan emiliki konsep kepercayaan tertinggi terhadap Sang Pencipta Yang Maha Kuasa yang tak berwujud dan disebut "Sang Hyang Kersa" yang setara dengan "Tuhan Yang Maha Esa".
Ajaran Sunda Wiwitan terkandung dalam kitab Sanghyang Siksa Kandang Karesian, sebuah kitab yang berasal dari zaman kerajaan Sunda yang berisi ajaran keagamaan dan tuntunan moral, aturan dan pelajaran budi pekerti.
Kitab Sanghyang Siksa Kandang Karesian disebut Kropak 630 oleh Perpustakaan Nasional Indonesia. Berdasarkan keterangan tetua kampung Cikeusik atau Baduy, orang Kanekes bukanlah penganut Hindu atau Buddha, melainkan penganut animisme, yaitu kepercayaan yang menghormati arwah leluhur.
Dalam perkembangannya, kepercayaan orang Kanekes ini telah dimasuki oleh unsur-unsur ajaran Hindu, dan sampai pada Islam. Dalam Carita Parahyangan kepercayaan ini disebut sebagai ajaran "Jatisunda".
Hingga kini perlakuan diskriminasi masih dialami oleh para penganut agama Sunda Wiwitan, seperti penyegelan area pemakaman para penganut Sunda Wiwitan pada 20 Juli 2020 yang dilakukan oleh petugas Satpol PP bersama sejumlah massa di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Agama yang dianut KDM

Dedi Mulyadi atau KDM merupakan seorang penganut Islam. Dia juga dikenal sebagai seorang religius seperti dapat didengar dalam pidato-pidatonya yang menyinggung bagaimana berperilaku seorang muslim.
KDM juga mempraktikkan ibadah sunah seperti puasa Senin-Kamis. Namun, dalam sebuah pernyataannya di media sosial, KDM menyatakan bahwa praktik agama seperti puasa merupakan hal pribadi yang tak mesti diketahui orang lain.