Asal-usul Beskap Betawi, Pakaian Adat yang Dikenakan Prabowo Subianto saat Pelantikan
Lifestyle

Beskap merupakan salah satu pakaian adat yang telah menjadi bagian penting dalam kebudayaan Betawi, suku asli Jakarta. Meski awalnya bukan berasal dari Betawi, beskap kemudian diadaptasi dan menjadi simbol busana resmi dalam berbagai acara tradisional masyarakat Betawi.
Beskpa Betawi belakangan menjadi perhatian setelah dikenakan oleh Prabowo Subianto dalam prosesi pelantikan dirinya sebagai Presiden Indonesia. Setali tiga uang, Presiden Joko Widodo pun mengenakan pakaian senada.
Sejarah beskap tak lepas dari pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia, terutama dari masa kolonial Belanda dan Jawa. Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam tentang sejarah, perkembangan, serta makna beskap bagi masyarakat Betawi.
Baca Juga: Instruksi Presiden Prabowo Subianto: TNI-Polri Tindak Tegas Penjarahan dan Perusakan Fasilitas Umum
Kata beskap sebenarnya berasal dari bahasa Belanda, yaitu buiskap, yang merujuk pada jenis pakaian pria berbentuk jas. Pada awalnya, beskap adalah pakaian yang diperkenalkan oleh masyarakat kolonial Belanda dan Jawa di masa penjajahan.
Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat Betawi mengadopsi beskap sebagai salah satu elemen penting dalam pakaian adat mereka.
Pada era kolonial, kaum priyayi Jawa yang banyak berinteraksi dengan pemerintah Belanda sering mengenakan beskap sebagai pakaian formal.
Baca Juga: Percepat Proses Pembayaran Belanja Negara, Jokowi Luncurkan Kartu Kredit Pemerintah
Lambat laun, beskap ini menyebar ke daerah lain, termasuk ke wilayah Betawi. Orang Betawi yang sering berhubungan dengan orang-orang dari kalangan atas Jawa dan Belanda, terutama dalam acara resmi dan pernikahan, mulai mengadopsi beskap sebagai bagian dari pakaian mereka.
Beskap Betawi memiliki ciri khas yang membedakannya dengan beskap dari daerah lain, terutama dari Jawa. Beskap Betawi biasanya dipadukan dengan sarung atau kain batik, yang dililitkan di bagian bawah, serta aksesori seperti peci hitam dan selendang.
Meski terlihat mirip dengan beskap Jawa, ada beberapa perbedaan mencolok, seperti desain kancing yang lebih sederhana serta potongan yang lebih longgar.
Warna yang umum digunakan pada beskap Betawi adalah hitam, putih, dan kadang-kadang merah marun. Ini karena warna-warna tersebut melambangkan kekhidmatan dan keagungan.
Selain itu, beskap sering dihias dengan bordir sederhana di bagian dada atau kerah, menambah kesan elegan namun tetap sederhana.
Fungsi dan Makna Beskap dalam Budaya Betawi
Dalam tradisi Betawi, beskap tidak hanya berfungsi sebagai pakaian sehari-hari, tetapi lebih sering dipakai pada acara-acara resmi, seperti pernikahan, upacara adat, atau acara kenegaraan.
Beskap digunakan oleh pengantin pria pada saat acara pernikahan adat Betawi, di mana mereka akan mengenakannya bersama celana panjang serta peci yang khas. Pada masa lalu, beskap juga dipakai oleh para tokoh masyarakat dan pejabat Betawi sebagai simbol status sosial yang tinggi.
Selain itu, beskap juga melambangkan nilai-nilai kesopanan dan kehormatan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Betawi. Pakaian ini bukan sekadar pakaian formal, tetapi juga mencerminkan karakter seseorang yang mengenakannya. Seorang pria Betawi yang mengenakan beskap dianggap memiliki kepribadian yang bijaksana, dewasa, dan bertanggung jawab.
Seiring dengan perkembangan zaman, beskap Betawi mengalami beberapa perubahan, baik dalam desain maupun penggunaannya. Di era modern, beskap tak lagi terbatas sebagai pakaian adat untuk acara resmi, tetapi juga telah dimodifikasi untuk mengikuti tren busana masa kini.
Beberapa perancang busana lokal mulai memperkenalkan variasi beskap yang lebih modern dengan bahan dan desain yang lebih kasual, namun tetap menjaga esensi dari nilai-nilai tradisional Betawi.
Meski demikian, dalam acara-acara adat dan upacara formal, beskap tradisional tetap menjadi pilihan utama. Pakaian ini menjadi simbol kuat dari identitas dan kebanggaan masyarakat Betawi. Bahkan, beskap Betawi sering kali tampil dalam pertunjukan seni budaya, festival, hingga pameran kebudayaan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Beskap Betawi bukan sekadar pakaian adat, tetapi juga simbol kebudayaan yang sarat akan makna historis dan sosial. Dari asal-usulnya yang berasal dari pengaruh kolonial hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Betawi, beskap menggambarkan bagaimana budaya terus berkembang dan beradaptasi.
Bagi masyarakat Betawi, beskap bukan hanya busana, tetapi juga sebuah penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur yang diwariskan secara turun-temurun.