Asal Usul Santa Claus: Dari Sinterklaas Eropa hingga Ikon Natal Modern
Dengan Natal 2025 yang tinggal kurang dari dua minggu lagi, suasana perayaan di berbagai negara semakin terasa. Momen ini identik dengan sosok Santa Claus atau Sinterklas yang selalu muncul di setiap dekorasi dan cerita Natal.
Meski dikenal sebagai kakek berjanggut putih yang ramah, asal-usul Santa Claus memiliki sejarah panjang. Ia merupakan gabungan dari berbagai tradisi Eropa hingga Amerika yang berkembang selama berabad-abad.
Mengutip English Heritage, Jumat (12/12/2025), sosok serupa sebenarnya sudah muncul sejak abad-abad awal dengan nama Father Christmas di Inggris. Ia awalnya bukan pemberi hadiah, melainkan simbol musim perayaan yang meriah bagi orang dewasa.
Baca Juga: Natal Jatuh di Tanggal 7 Januari 2025 Bagi Gereja Ortodoks Rusia
Father Christmas kerap digambarkan sebagai pria tua yang memimpin pesta dan hiburan. Karakter ini semakin populer saat figur “Christmas” muncul dalam drama dan pamflet era abad ke-17.
Pada masa itu, perayaan Natal bahkan sempat dilarang oleh kelompok Puritan, sehingga Father Christmas dijadikan simbol perlawanan budaya. Ia digambarkan sebagai sosok tua berjubah yang berusaha mempertahankan tradisi.
Baca Juga: Natal Tiberias 2025 di GBK 6 Desember: Jadwal, Rangkaian Ibadah, dan Pengamanan
Sementara itu di Eropa, legenda Sinterklaas berasal dari kisah Santo Nikolas, seorang uskup dari Myra (yang di era modern dikenal sebagai Turki) pada abad ke-4. Ia dikenal karena kebaikannya, termasuk kisah terkenal tentang tiga kantong emas yang dilemparkan ke cerobong untuk membantu keluarga miskin.
Santa Claus atau Sinterclaas digambarkan sebagai sosok kakek berperut besar, berbaju merah dan berjanggut putih namun ramah. [Pexels/Benoit Roy]
Tradisi Sinterklaas berkembang pesat di Belanda, terutama dengan kebiasaan memberi hadiah pada malam 5 Desember. Dari sinilah muncul gambaran tokoh berjubah merah yang masuk rumah melalui cerobong untuk meninggalkan hadiah di sepatu atau kaus kaki.
Ketika para imigran Belanda pindah ke Amerika, legenda Sinterklaas ikut terbawa dan berubah menjadi Santa Claus. Penulis Amerika seperti Washington Irving dan Clement Clark Moore kemudian memodifikasi sosok ini menjadi kakek ceria dengan kereta rusa dan perjalanan di malam Natal.
Santa Claus atau Sinterklaas adalah sosok ikonik dalam perayaan Natal dunia. [Pixabay]
Pada abad ke-19, ilustrator Thomas Nast menyempurnakan tampilan Santa seperti yang dikenal saat ini: berbadan bulat, berjanggut putih, mengenakan mantel merah, dan tinggal di Kutub Utara. Gambarnya menjadi standar visual Santa Claus modern di seluruh dunia.
Gabungan antara Father Christmas dari Inggris, Sinterklaas dari Belanda dan Santa Claus dari Amerika membuat satu sosok baru yang kini dikenal secara global. Dari sejarah panjang itulah Santa Claus menjadi ikon Natal yang tidak hanya membawa hadiah, tetapi juga semangat kebahagiaan dan kebersamaan.