Asal Usul 'War Takjil' Makanan Tradisional Saat Berbuka Puasa Ramadan
Lifestyle
Istilah "takjil" sering digunakan di Indonesia untuk merujuk pada kudapan atau makanan ringan yang disantap saat berbuka puasa.
Namun, secara etimologis, kata "takjil" berasal dari bahasa Arab "عَجَّلَ" ('ajjala) yang berarti "menyegerakan".
Dalam konteks puasa, "takjil" merujuk pada anjuran untuk menyegerakan berbuka saat waktu Maghrib tiba, sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Medan Sekitarnya, Kamis 13 Maret 2025
Seiring berjalannya waktu, di Indonesia, istilah "takjil" mengalami pergeseran makna menjadi sebutan untuk makanan atau minuman yang dikonsumsi saat berbuka puasa.
Biasanya, takjil berupa hidangan manis seperti kolak pisang, sop buah, es campur, dan berbagai kue tradisional. Perubahan makna ini menunjukkan adaptasi budaya dalam mengintegrasikan istilah ke dalam tradisi lokal.
Selama bulan Ramadan, fenomena "War Takjil" atau "perang takjil" merujuk pada maraknya penjual yang menawarkan berbagai jenis takjil menjelang waktu berbuka.
Baca Juga: Jangan Sembarang Makan, Menu Buka Puasa Ini Aman untuk Kolesterol Tinggi
Masyarakat berbondong-bondong mencari takjil favorit mereka, menciptakan suasana khas yang meriah di berbagai daerah.
Tradisi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan berbuka puasa tetapi juga memperkaya keragaman kuliner dan mempererat interaksi sosial di tengah masyarakat.
Dengan demikian, meskipun secara linguistik "takjil" berarti "menyegerakan", dalam praktik budaya Indonesia, kata ini telah berkembang menjadi istilah yang identik dengan hidangan pembuka saat berbuka puasa.
Tradisi "War Takjil" menambah semarak suasana Ramadan, sekaligus melestarikan dan mengenalkan berbagai makanan tradisional kepada generasi muda.