Banjir Besar Landa Australia, Ribuan Warga Terjebak dan Empat Orang Meninggal
Nasional

Wilayah timur Australia, New South Wales dilanda banjir besar yang tercatat sebagai salah satu yang terparah dalam sejarah. Banjir ini telah menewaskan empat orang, merusak ribuan rumah, dan membuat lebih dari 50.000 penduduk terisolasi tanpa akses bantuan.
Bencana ini dipicu oleh badai hebat yang memuntahkan hujan dalam volume luar biasa—setara dengan curah hujan enam bulan hanya dalam waktu tiga hari. Kawasan utara New South Wales, yang didominasi daerah sungai dan lembah, kini berubah menjadi lautan lumpur sejauh mata memandang.
Operasi Penyelamatan Diperluas, Pemerintah Tetapkan Status Bencana Nasional
Orang-orang mengungsi akibat banjir besar. [X/@France24_en]Empat jenazah korban telah ditemukan oleh tim penyelamat pada Jumat (23/5/2025), sementara upaya evakuasi terus berlanjut. Pemerintah Australia secara resmi menetapkan kejadian ini sebagai bencana alam Australia 2025, membuka akses terhadap pendanaan dan sumber daya skala besar untuk merespons situasi darurat ini.
Perdana Menteri Anthony Albanese yang meninjau langsung daerah terdampak mengatakan bahwa Angkatan Pertahanan Australia akan dikerahkan untuk mempercepat pemulihan. “Ini bencana besar, dan kerusakan infrastruktur sangat parah. Kita harus bergerak cepat membantu masyarakat,” ucapnya.
Salah satu rumah yang terendam banjir. [X/@France24/en]Salah satu kota yang paling terdampak adalah Kempsey, kawasan pertanian yang kini terendam banjir. Wali Kota Kinne Ring menyebut bahwa sebagian besar kawasan pemukiman dan bisnis lokal rusak parah. “Air merangsek masuk ke rumah-rumah dari bagian bawah, pemandangannya sungguh menyayat hati,” ujarnya kepada media nasional.
“Pembersihan besar-besaran akan segera dimulai, ini akan menjadi tantangan besar,” sambungnya. Jalan-jalan berubah menjadi sungai dadakan, sementara lumpur tebal menyelimuti rumah-rumah warga.
50.000 Warga Masih Terisolasi, 600 Lebih Sudah Diselamatkan
Menurut Kepala Dinas Darurat Negara Bagian, Dallas Burnes, lebih dari 2.000 personel telah dikerahkan untuk membantu dalam evakuasi dan distribusi bantuan. “Hingga kini, lebih dari 600 warga telah berhasil dievakuasi dari lokasi rawan banjir, tapi sekitar 50.000 orang masih terjebak,” tukasnya.
Burnes menekankan bahwa prioritas saat ini adalah mengembalikan suplai logistik ke komunitas-komunitas yang terisolasi akibat terputusnya akses darat. Bantuan udara mulai dijalankan untuk menjangkau wilayah yang tidak bisa ditembus kendaraan.
Biro Meteorologi Australia mencatat bahwa beberapa wilayah mengalami curah hujan ekstrem Australia, melampaui rekor sebelumnya. Intensitas hujan yang tak biasa ini memicu banjir bandang dan menyulitkan peringatan dini di beberapa kawasan.