Bencana Alam di Sukabumi Dahsyat, Akun IG Ini Bocorkan Penyebabnya, Warganet: Kenapa Baru Kecolongan Sekarang?
Jawa Barat

Bencana alam di Kabupaten Sukabumi yang terjadi sejak 4 Desember 2024 lalu begitu dahsyat.
Banjir bandang, tanah longsor dan pergerakan tanah terjadi dengan seketika dan dalam waktu yang hampir bersamaan.
Bahkan, sejumlah pihak menyebut, bencana alam di Sukabumi kali ini adalah yang terparah dalam 10 tahun terakhir.
Baca Juga: Pohon 30 Meter Dekat Istana Bogor Tumbang, Dua Orang Terluka
Bencana menerjang 34 kecamatan. Diperkirakan jumlah korban tewas sudah mencapai 10 orang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan, ada 5.92 rumah yang rusak dan 20.629 orang terdampak bencana alam tersebut.
Lantas apa penyebab rentetan bencana itu? Akun Instagram @hits.sukabumi dalam unggahannya pada Kamis (12/12/2024) coba menganalisa.
Baca Juga: Waspada! Cuaca Ekstrem Bakal Terjadi di Tiga Daerah Ini, Berpotensi Bencana Alam
Menurut akun tersebut, penyebab bencana alam yang maha dahsyat di Kabupaten Sukabumi bukan hanya cuaca ekstrem, melainkan juga alih fungsi lahan.
Salah satu yang menjadi sorotan akun itu adalah menjamurnya bisnis tambang semas illegal di Sukabumi.
“BAHAYA !!! Banyak penambangan dan pengalih fungsi gunung dan lahan, Semoga cepat pulih sukabumi,” demikian tulis akun tersebut.
Dalam unggahannya, akun itu menyebut pertambangan illegal di Sukabumi ada di kawasan Hutan Cibitung, Kecamatan Lengkong.
Di sana ada puluhan lubang tambang emas illegal dengan kedalaman bervariasi, mulai 15 meter hingga 60 meter.
Ironisnya, Hutan Cibitung merupakan bagian dari kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi.
Kawasan hutan pinus, masih produktif dan disadap Perhutani, ke perkampungan itu jaraknya sekitar 700 meter, jarak antar lubang hanya 1 hingga 2 meter,” demikian tertulis dalam unggahan itu.
Hal inilah yang diyakini menjadi salah satu faktor bencana alam. Dan menurut akun itu, alih fungsi lahan di Sukabumi sudah terjadi dalam jangka waktu panjang.
Ta hanya itu, pemotongan lahan juga berperan dalam memperparah potensi bencana alam.
Akun itu menyebutkan, pemotongan lahan terjadi karena masyarakat mengubah lahan yang seharusnya hijau, menjadi penuh bangunan.
Kondisi tersebut menjadikan sudut kemiringan lereng semakin kritis, makin banyak bangunan di lerang, retakan yang muncul makin banyak dan lebar,” ungkap akun itu.
Warganet pun bereaksi melihat unggahan tersebut. Tak sedikit yang kaget dengan fakta yang diungkap, namun beberapa menyatakan sudah mengetahui sejak lama.
“Kenapa baru kecolongan skrng? Knpa baru di up skrng ? Itu udah luas banget padahal , udah bertahun2 itu cukup luas banget,” tulis salah satu warganet.
“Dan gamungkin pemda setempat gatau ,pantes heran kenapa bisa serentak kemusibahan daerah sana,” sambung yang lainnya.
“anjir bukan bencana alam tapi bencana akibat keserakahan manusia durjana. Hujan ekstrim hanya pemicu,” timpal lainnya.