Internasional

Bencana Sumatera Jadi Perhatian Media-Media Besar Luar Negeri: Deforestasi Jadi Biang Kerok

03 Desember 2025 | 21:06 WIB
Bencana Sumatera Jadi Perhatian Media-Media Besar Luar Negeri: Deforestasi Jadi Biang Kerok
Presiden Prabowo saat meninjau wilayah bencana di Tapanuli. [ig @prabowo]

Bencana banjir dan longsor besar melanda Sumatera, terutama Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Ratusan korban jiwa melayang, ribuan rumah hanyut atau tertimbun material longsor, juga menyebabkan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi.

rb-1

Gelombang air yang kuat membawa kayu gelondongan dan lumpur, sehingga memperluas tingkat kerusakan. Banyak wilayah terputus dan sulit dijangkau karena jembatan dan jalan utama runtuh tersapu banjir.

Bencana besar Sumatera ini juga menjadi perhatian banyak media luar negeri. Hal tersebut karena luasnya cakupan bencana hingga jumlah korban jiwa yang banyak.

Baca Juga: Siapa Joko Widodo? Ditunjuk Pimpin Task Force Bencana BRIN, Ini Biodata dan Agamanya

rb-3

Deforistasi di Sumatera

Wilayah bencana di Tapanuli Tengah. [ig @prabowo] (1)Wilayah bencana di Tapanuli Tengah. [ig @prabowo] (1)Reuters menyoroti bahwa deforestasi besar-besaran selama puluhan tahun dianggap memperburuk dampak bencana. Warga yang tinggal di kawasan terdampak marah karena hutan yang seharusnya menjadi pelindung telah hilang akibat proyek kehutanan, tambang, dan perkebunan.

Reuters mengutip wawancara dengan seorang warga setempat Reliwati Siregar dari Tapanuli, “Tangan-tangan nakal menebang pohon ... mereka tidak peduli pada hutan, dan sekarang kita menanggung akibatnya.” Ia menegaskan bahwa kayu-kayu yang tersapu banjir bukanlah hasil dari hujan semata, tetapi dari aktivitas manusia.

Baca Juga: Pertemuan Masyayikh Ploso Dorong Kepedulian, Gus Miftah Ungkap Pesan Ulama Soal Musibah Sumatera

Seorang pemimpin daerah menyampaikan protesnya kepada pemerintah pusat dan berkata, “Jika hutan kita terjaga dengan baik ... ini tidak akan separah ini.” Namun, menurut Reuters, protes itu tidak digubris oleh kementerian terkait.

Sementara itu, CNN melaporkan bahwa banjir Sumatera merupakan bagian dari rangkaian bencana regional akibat siklon dan monsun kuat yang melanda dari Indonesia sampai Sri Lanka. Indonesia disebut mengalami jumlah korban terbesar dengan ratusan jiwa meninggal dan ribuan lainnya hilang.

Berdasarkan laporan yang dikutip CNN, menyatakan pemerintah Indonesia “merevisi jumlah korban meninggal akibat Siklon Senyar menjadi 708,” setelah mendapatkan data terkini dari daerah terdampak. Kondisi ekstrem ini memutus akses dan membuat banyak warga terperangkap selama berhari-hari.

CNN juga memuat kesaksian warga yang menggambarkan derasnya banjir. Seorang warga mengatakan kondisi yang dialami “seperti tsunami,” menggambarkan besarnya arus yang tiba-tiba datang menghantam permukiman.

Bencana Seperti Tsunami

Wilayah bencana di Tapanuli Tengah. [ig @prabowo]Wilayah bencana di Tapanuli Tengah. [ig @prabowo]The New York Times di sisi lain menekankan bahwa kayu gelondongan yang terbawa banjir berubah menjadi “battering rams”, atau peluru penghancur, yang menghantam rumah dan kendaraan. Relawan di lapangan menyebut tumpukan kayu memenuhi tepian jalan setelah tersapu banjir besar.

Seorang aktivis lingkungan berkata, “Kayu gelondongan tidak jatuh dari langit — pasti berasal dari kegiatan pembalakan di hulu.” NYT juga melaporkan pengakuan pemerintah bahwa puluhan ribu hektare hutan hilang sejak 1990 di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Mengutip Kepala BMKG bahwa pihaknya telah memberikan peringatan dini, tetapi “tidak setiap pemimpin daerah siap” menghadapi ancaman siklon Senyar. Akibatnya, banyak warga tidak menerima peringatan tepat waktu.

BBC juga melaporkan terkait banyaknya bahwa korban dalam bencana di Indonesia yang telah melampaui 600 orang dan hampir 500 lainnya masih hilang. Banyak warga menggambarkan bencana ini sebagai banjir terburuk dalam hidup mereka.

Seorang warga Aceh mengatakan banjir datang “seperti tsunami” yang terjadi 2004 silam, menggulung rumah dan menyeret apa pun yang dilewatinya. BBC menyebut bahwa banyak warga belum makan selama dua hingga tiga hari karena akses bantuan masih terputus.

BBC juga mengutip pernyataan Presiden Prabowo yang mengatakan pemerintah “melakukan segala yang kami bisa untuk mengatasi kesulitan.” Sementara itu, aktivis lingkungan menilai bahwa kerusakan hutan akibat pertambangan dan perkebunan memperburuk dampak bencana banjir.

Tag bencana bencana sumatera deforestasi