Bersaing dengan Negara Tetangga, Kebaya Indonesia Resmi jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Beauty

Kebaya Indonesia resmi ditetapkan menjadi bagian dari Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO. Keputusan ini diumumkan dalam sidang ke-19 Komite Antar Pemerintah untuk Warisan Budaya Takbenda yang digelar di Asuncion, Paraguay beberapa waktu lalu.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan bahwa pengajuan kebaya dilakukan bersama oleh Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Fadli Zon menegaskan, kebaya Indonesia bukan sekadar pakaian tradisional. Melainkan simbol identitas dan harmoni budaya di Asia Tenggara.
Baca Juga: Sudah Tahu Belum? 16 November Adalah Hari Toleransi Internasional, Begini Sejarahnya
“Kebaya adalah representasi dari nilai-nilai budaya yang melampaui batas etnis, agama dan negara. Pengakuan ini semoga meningkatkan kesadaran global mengenai pentingnya pelestarian warisan budaya takbenda,” katanya.
Fadli Zon juga mengapresiasi perkembangan kebaya yang kini hadir dalam desain kontemporer. Kebaya Indonesia sering ditampilkan dalam acara-acara internasional seperti kontes kecantikan dan penghargaan.
“Kebaya adalah simbol yang hidup. Kita harus bangga memakainya sebagai upaya melestarikan kebudayaan,” tuturnya.
Baca Juga: Fadli Zon Kenang Momen Pertemuan dengan Titiek Puspa: Figur Berpengaruh dalam Industri Musik Tanah Air
Penetapan kebaya Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO menjadikannya elemen ke-15 yang diusulkan Indonesia dan diakui secara internasional.
Dilansir dari buku Filsafat Jawa: Menguak Filosofi, Laku Hidup dan Ajaran Leluhur Jawa karya Sri Wintala Achmad, Kamis (12/12), keindahan dari kebaya pada umumnya dicocokkan dengan lekuk tubuh wanita yang mengenakannya.
Kebaya sendiri berasal dari kata Arab yaitu abaya yang artinya pakaian. Namun, di masyarakat Jawa kebaya biasanya disebut dengan kebyak atau mbayak.
Kebaya adalah pakaian tradisional masyarakat Jawa. Kebaya sering dijumpai dalam acara pernikahan dan juga upacara adat lainnya di Indonesia. Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya sebagai salah satu pakaian adat. Bentuknya yang sederhana bisa dikatakan sebagai wujud kesederhanaan dari masyarakat.
Di masa Belanda di daerah Jawa, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi mereka.
Kebaya tradisional terbuat dari kain muslim atau voile dan dihiasi dengan sulaman dan renda yang rumit. Di sisi lain, kebaya modern terbuat dari bahan-bahan seperti batik cetak, katun, satin dan sifon serta biasanya tidak disulam.
Aktivis budaya, Miranti Serad Ginanjar mengatakan, kebaya merupakan pakaian tradisional yang menjadi simbol dari keragaman dan sikap toleransi yang dijunjung tinggi oleh Indonesia.
“Kebaya merupakan simbol keragaman dan toleransi, kebaya juga sangat layak diakui sebagai warisan budaya takbenda (WBTb),” ucap Miranti Serad Ginanjar.
Menurutnya, kebaya merupakan simbol keragaman dan toleransi. Hal ini terlihat dari banyaknya kalangan yang mengenakan kebaya dalam setiap acara. Bahkan, banyak sekali perempuan yang mengenakan kebaya sebagai busana kesehariannya.
Kebaya biasanya terdiri dari atasan dengan lengan panjang yang biasanya dihiasi dengan tenun tradisional dan sulaman indah. Kebaya sering dipadukan dengan rok batik atau selendang. Selain itu juga perhiasan tradisional seperti gelang, kalung dan anting-anting juga sering menjadi bagian penting dari pakaian adat ini.
Walaupun telah mengalami berbagai transformasi sepanjang waktu, kebaya tetap memegang peranan penting dalam mengekspresikan identitas nasional. Kebaya bukan sekadar pakaian, melainkan simbol dari nilai-nilai kehidupan dan identitas budaya. Desain kebaya mencerminkan karakter perempuan Indonesia yang lembut namun kuat.