Politik

Biodata dan Agama Mochammad Idjon Djanbi, Pendiri Kopassus Naturalisasi Belanda

23 September 2025 | 17:24 WIB
Biodata dan Agama Mochammad Idjon Djanbi, Pendiri Kopassus Naturalisasi Belanda
Pendiri Kopassus, Idjon Djanbi (Instagram)

Mochammad Idjon Djanbi, lahir dengan nama asli Rokus Bernardus Visser (kadang dieja Rodes Barendrecht “Rokus” Visser), adalah sosok sentral dalam sejarah

rb-1

Pasukan Khusus TNI AD. Ia lahir di Boskoop, Provinsi Holland Selatan, Belanda, pada 13 Mei 1914 sebagai anak petani tulip yang sukses.

Baca Juga: Oknum TNI Asal Lampung Ditangkap Terlibat Perampokan di Tol Trans Sumatera

rb-3

Sejak muda, Idjon bermimpi menjadi ahli agraria dan sempat menempuh kursus agraria di Liverpool, Inggris. Kompas Nasional

Ketika Perang Dunia II pecah (1939–1945), Idjon—sebagai Visser—terpaksa tinggal di Inggris karena Belanda diduduki oleh Jerman. Kompas Nasional

Ia terlibat dalam dinas militer Belanda yang berada dalam pengasingan di Inggris, dan sempat menjadi sopir pribadi Ratu Wilhelmina. Tak lama setelah itu, ia mengikuti pelatihan komando khusus di Skotlandia sebagai bagian dari upaya Sekutu melawan pendudukan.

Baca Juga: Kenapa Kasus Oknum TNI Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Butuh Proses 4 Bulan?

Revolusi Nasional Indonesia

Pendiri Kopassus, Idjon Djanbi (Instagram)Pendiri Kopassus, Idjon Djanbi (Instagram)

Setelah Perang Dunia II dan semasa Revolusi Nasional Indonesia, Idjon Visser memilih untuk tinggal di Indonesia. Ia kemudian naturalisasi menjadi warga negara Indonesia dan mengubah namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi.

Pada 1 April 1952, lewat keputusan Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Idjon diangkat sebagai Mayor Infanteri TNI dengan Nomor Registrasi Prajurit (NRP) 17665, diberi tugas melatih calon perwira dan bintara pasukan khusus.

Tanggal 16 April 1952 menjadi tonggak sejarah Kopassus (dengan nama awal Kesatuan Komando Teritorium/Tentara III/Siliwangi, atau Kesko TT III), ketika Idjon Djanbi menjadi komandan pertamanya.

Dalam perjalanannya, satuan ini melalui beberapa perubahan nama — KKAD, RPKAD, dan akhirnya menjadi Kopassus.

Idjon dikenal sebagai sosok pelatih yang tangguh dan memiliki pengalaman militer internasional, baik dari pelatihan komando di Inggris maupun pengalaman tempur dalam operasi Sekutu seperti Operasi Market Garden dan lainnya selama Perang Dunia II.

Keahlian dan latar belakangnya sebagai mantan anggota Korps Speciale Troepen (KNIL) dan pelatihan komando membuatnya cocok memimpin unit pasukan khusus di Indonesia.

Walaupun nama dan reputasinya cukup besar, situasi Kesehatan Idjon menurun menjelang akhir hidupnya. Pada tahun 1969, ia dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Kolonel.

Meninggal Usai Sakit

Idjon Djanbi bersama Sarwo Edhi. (Instagram)Idjon Djanbi bersama Sarwo Edhi. (Instagram)

Ia meninggal dunia pada tanggal 1 April 1977 di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta akibat komplikasi usus besar dan usus buntu.

Pemakamannya dilakukan di TPU Kuncen, Yogyakarta.

Sejarah Kopassus juga mengakui bahwa keberadaan Idjon Djanbi sebagai komandan pertama tidak hanya simbolis, melainkan praktis: ia mendesain pola latihan awal, menyeleksi kader pertama, dan memperkenalkan unsur-unsur keahlian komando, terjun payung, dan taktik pasukan khusus lainnya.

Karakter kepemimpinannya, disiplin, dan pengalaman internasional juga menjadikan pasukan yang dipimpinnya dihormati dan dikenal efektif dalam berbagai operasi sejak masa awal.

Walau banyak dihormati, ada pula aspek-aspek yang tentang perjalanan hidupnya yang menimbulkan kontroversi kecil — seperti tudingan sebagai mantan tentara Belanda, atau skeptisisme terhadap loyalitas pada masa awal kemerdekaan Indonesia.

Namun menurut berbagai sumber, Idjon memilih untuk tetap tinggal dan mengabdi kepada Republik Indonesia setelah revolusi, yang kemudian memperkuat posisinya sebagai tokoh dasar Kopassus.

Warisan Idjon Djanbi tetap dikenang lewat organisasi Kopassus yang hingga kini menjadi salah satu pasukan khusus paling disegani di Indonesia. Nama dan dedikasinya diabadikan, di antaranya pada Kesatrian di Pusdikpassus di Batujajar, Bandung.

Biodata Mochammad Idjon Djanbi

Nama asli: Rokus Bernardus Visser (kadang ditulis Rodes Barendrecht “Rokus” Visser)

Nama Indonesia: Mochammad Idjon Djanbi

Tanggal lahir: 13 Mei 1914

Tempat lahir: Boskoop, Holland Selatan, Belanda

Agama: Islam

Kewarganegaraan: Belanda (lahir), kemudian naturalisasi menjadi warga Indonesia

Pendidikan awal: Kursus agraria di Liverpool, pelatihan militer di Inggris (termasuk pelatihan komando)

Karier militer: KNIL dan Korps Speciale Troepen (Belanda), kemudian komandan pasukan komando TNI AD pertama (Kopassus)

Jabatan penting: Komandan pertama Kesko TT III (yang menjadi cikal bakal Kopassus) sejak 16 April 1952 sampai sekitar pertengahan 1950-an; Mayor Infanteri TNI dengan NRP 17665

Pangkat tertinggi yang dipegang: Letnan Kolonel (setelah kenaikan pangkat pada 1969)

Tanggal wafat: 1 April 1977

Tempat wafat Yogyakarta, Indonesia

Alasan wafat: Penyakit usus besar & usus buntu (komplikasi)

Penghormatan / Warisan: Nama Kesatrian di Pusdikpassus Batujajar Bandung diabadikan atas namanya; dikenang sebagai pendiri Kopassus; pengaruh besar dalam pembentukan pasukan khusus Indonesia

Tag tni idjon djanbi kopassus belanda