BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Laut 2,5 Meter di Pesisir Aceh
Daerah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ingatkan potensi tingginya gelombang laut mencapai 2,5 meter di wilayah pesisir barat selatan Aceh.
BMKG meminta agar masyarakat khususnya nelayan mewaspadai potensi yang bisa membahayakan.
Baca Juga: Teknologi Modifikasi Cuaca di Sumbar, Halau Cuaca Ekstrem
“Penyebab tingginya gelombang laut di pesisir barat selatan Aceh ini karena masih adanya pengaruh bibit siklon tropis,” ungkap Prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya, Rijal Saind, Rabu (17/9/2025).
Dari pengamatan citra satelit, potensi bibit siklon berada di Samudera Hindia bagian barat daya Aceh yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Bibit Siklon Awal Mula Penyebab Badai Besar
Baca Juga: BMKG Sebut Penyebab Banjir Bekasi Tarkait Tata Kelola Air dan Tata Ruang yang Harus Dibenahi
Ilustrasi bibit siklon awal terbentuknya siklon tropis atau badai besar. [Int]
Seperti diketahui, bibit siklon adalah awal mula terbentuknya siklon tropis yaitu badai besar yang bisa menyebabkan angin kencang, hujan deras, dan gelombang tinggi di laut.
Bibit ini terbentuk di daerah laut yang hangat, seperti di sekitar Indonesia. Ketika kondisinya tepat, bibit siklon bisa berkembang menjadi badai yang lebih kuat.
Siklon tropis di laut dapat menyebabkan gelombang tinggi, hujan deras, dan angin kencang yang mengganggu pelayaran. Siklon tropis dapat memutar air dan menimbulkan gelombang laut yang tinggi.
Penyebab Tingginya Curah Hujan
Ilustrasi Curah hujan tinggi. [Int]
Selain gelombang tinggi, kata dia, bibit siklon tropis tersebut juga dapat menyebabkan tingginya curah hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dan berpotensi terjadi pada malam hari.
“Untuk siang hari kemungkinan besar cerah dan berawan,” kata Rijal.
BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan agar senantiasa waspada karena potensi bibit siklon ini dapat mengganggu aktivitas nelayan dan masyarakat di laut lepas.
Selain itu, lanjutnya, fenomena alam ini juga berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat dan menyebabkan potensi tanah longsor dan banjir di daerah rawan bencana.