Cerita Alfiansyah, Bocah 11 Tahun jadi Yatim Piatu Karena Tragedi Kanjuruhan
Daerah

Forumterkininews.id, Jakarta - M Alfiansyah, seorang anak berusia 11 tahun menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal dunia pada tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10).
Kepada awak media, Alfiansyah menceritakan peristiwa tragis yang dialaminya di sabtu malam awal oktober 2022. Saat itu ia bersama kedua orang tuanya memang sangat antusias menonton laga tim kesayangannya Arema FC menjamu Persebaya Surabaya. Perjalanan dari rumah menuju stadion menjadi perjalanan yang sangat istimewa bagi Alfian. Karena, meski hanya menggunakan motor, namun kebahagiaan terus dirasakan sepanjang perjalanan.
Saat menonton pertandingan dirinya pun mengikuti semangat sang ayah yang bernama M Yulianto. Bernyanyi bersama memberikan semangat untuk tim yang didukungnya merupakan kebahagian yang jarang dirasakan sebagian orang. Dua gol dari Abel Camarra membuat teriakan Alfiansyah bersama sang ayah semakin nyaraing. Asa untuk memenangkan pertandingan pekan ke-11 Liga 1 tersebut berada di depan mata.
Baca Juga: Prabowo Subianto Sebut Raffi Ahmad Setia, Ternyata Ini Alasannya!
Namun harapan tinggal harapan. Gol ketiga dari Persebaya membuyarkan semangat Alfiansyah. Meski demikian sang ayah terus memotivasinya. "Jangan hanya bangga terhadap Arema FC saat menang. Saat kalah pun kita harus tegak berdiri bersama Singo Edan," ucap Alfian menirukan sang ayah.
Saat peluit panjang ditiupkan wasit, Alfian meski agak lemas, namun tetap bahagia karena menghabiskan tiga jam bersama kedua orang tuanya.
Petaka Tiba Saat Gas Air Mata Meluncur ke Tribun
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta akan Terbang ke Kosta Rika Belajar Pengelolaan Air Bersih
Petaka tiba ketika dirinya melihat gas air mata terbang ke arah tribun. Orang tuanya berusaha untuk keluar dari dalam stadion. Alfiansyah mengaku sempat terjatuh, namun ia kemudian berdiri dan bergegas untuk keluar.
"Waktu mau ke bawah saya terjatuh, terus langsung berdiri. Itu masih bersama ayah dan mama. Setelah saya berdiri saya didorong dari belakang dan kemudian melihat ayah terjatuh," ujarnya.
Ia menambahkan setelah ayah Alfiansyah terjatuh, ia kemudian berjalan perlahan hingga bisa keluar dari Stadion Kanjuruhan. Ia mengaku tidak merasa berdesak-desakan untuk keluar pada saat itu. "Iya saya keluar sendiri, berjalan. Berjalan aja biasa sampai keluar," ujarnya.
Sementara itu, Doni paman dari Alfiansyah mengatakan jika Alfiansyah selama ini dikenal sebagai sosok anak yang pendiam. Ia mengenang kedua almarhum orang tua Alfiansyah sebagai sosok yang sangat baik. Selama ini menurutnya, almarhum Yulianto memang penggemar Arema FC, namun, setelah menikah tidak lagi pernah menonton pertandingan ke stadion.
Sementara almarhum ibunda Alfiansyah, baru pertama kali ke Stadion Kanjuruhan pada malam terjadi kericuhan itu. Almarhum ayah Alfiansyah, sempat berkata bahwa ajakan untuk menonton pertandingan di Stadion Kanjuruhan untuk membahagiakan anaknya.
"Istrinya yang bernama Devi Ratna Sari (30), baru pertama kali ke stadion dan anaknya juga baru pertama kali. Almarhum sempat mengatakan, saya ingin membahagiakan anak saya. Ternyata menyenangkan anak yang terakhir kalinya," ujarnya.
Berdasarkan data terakhir, menyebutkan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 129 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka pada peristiwa itu.