CISDI Kecewa, Isu Kesehatan di Debat Capres Terlalu Permukaan

FTNews - Kesehatan merupakan salah satu pilar untuk berdirinya sebuah negara. Jika rakyatnya tidak mendapatkan hak mereka untuk hidup sehat, ada kemungkinan negara tersebut tidak dapat berkembang. 

Oleh karena itu, kesehatan menjadi salah satu topik dalam debat calon presiden (capres) yang kelima atau yang terakhir. Di dalam debat ini, para pasangan calon saling bertukar ide, yang salah satunya adalah bidang kesehatan.

Namun, hasil dari perdebatan ini hanya menimbulkan kekecewaan bagi CISDI (Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives). Mereka mengungkapkan hal ini secara langsung melalui sebuah konferensi pers yang mereka selenggarakan dengan judul “Hal-hal yang Belum Tuntas Dibahas di Isu Kesehatan”.

Baca Juga: Edy Rahmayadi ke Ketua Umum PWI: Kembalikan Pers ke Hati Rakyat

CISDI menilai para capres masih hanya melihat permasalahan sebatas di permukaannya saja. Tidak adanya penggalian isu yang mendalam menjadi catatan penting bagi para capres.

“Sebenarnya kami kemarin itu berharap. Walaupun tidak menyentuh detil-detil teknis di sektor kesehatan, para paslon bisa memberikan pandangan yang cukup jelas arah kebijakan dan arah komitmen politiknya kepada kesehatan seperti apa,” ungkap CEO CISDI Diah Saminarsih.

Tak Ada Dukungan

Baca Juga: Jokowi: IKN Bukan Hanya untuk ASN

Diah menganggap bahwa permasalahan-permasalahan yang ada itu akibat dari kebijakan pemerintah yang tidak mendukung sektor kesehatan. Ia juga mengatakan bahwa permasalahan ini dapat terselesaikan jika adanya dukungan pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya.

“Akar masalah dari banyak hal yang ada di kesehatan ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan kebijakan yang mendukung untuk penyelesaian tersebut,” kata Diah.

Diah juga menjelaskan ada beberapa permasalahan di sektor kesehatan yang sebenarnya penyelesaiannya dapat secara cepat.

Yang pertama adalah masalah di dalam anggaran karena ada perubahan undang-undang mengenai mandatory spending yang berubah. Selain itu, terdapat juga permasalahan seperti komitmen politik terhadap pengendalian tembakau.