Covid-19 Varian Omicron Terus Bermutasi, Menkes: Masyarakat Jangan Panik

Forumterkininews.id, Jakarta- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat Indonesia untuk tidak panik menghadapi virus Covid-19 varian omicron.

Pasalnya, menurut Budi, varian ini bukan berasal dari Indonesia. Selain itu Pemerintah Pusat sudah mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan Surat Edaran No IMI-0269.GR.01.01 Tahun 2021. Surat ini berisi tentang Pembatasan Sementara Orang Asing yang Pernah Tinggal atau Mengunjungi Wilayah Beberapa Negara Tertentu.

Sebagai upaya antisipasi penyebaran varian omicron, pihak imgrasi telah melakukan pembatasan kedatangan internasional dari 14 negara yang teridentifikasi kasus varian Omicron.

Walaupun saat ini Indonesia belum terdeteksi terdapat varian jenis baru ini, Budi tetap mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan protokol kesehatan dengan taat.

Budi menambahkan, varian Omicron dalam tahap identifikasi lanjutan. WHO menetapkan varian asal Afrika itu sebagai varian berbahaya atau Variant of Concern (VoC) karena memiliki mutasi yang banyak dan mengkhawatirkan.

Budi menjelaskan mutasi virus berbahaya digolongkan menjadi 3 golongan, yang pertama adalah kemampuan mutasi yang dapat meningkatkan keparahan. Kedua adalah kemampuan untuk meningkatkan penularan. Terakhir adalah kemampuan untuk melawan antibodi atau disebut dengan escape immunity.

Menurutnya untuk kelompok keparahan, belum ditemukan indikasi bahwa Omicron dapat meningkatkan keparahan, belum teridentifikasi.

“Sedangkan meningkatkan transmisi penularan, kemungkinan besar dia lebih cepat penularannya. Kemungkinan, sedang finalisasi riset,” kata Budi

Menkes menjelaskan virus Omicron ini terdeteksi memiliki 50 mutasi. Mutasi berbahaya yang sebelumnya terdapat dalam varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan varian lainnya, kembali terdapat dalam varian Omicron.

“Mutasinya ada sangat banyak dan berbahaya, semua ada di sini, mutasinya ada sekitar 50 mutasi, 30-nya ada di spike protein atau mahkota corona,” jelas Budi.

Varian baru ini pertama kali ditemukan di negara bagian Afrika Selatan pada 24 November 2021. Saat itu Afrika Selatan yang keseluruhan wilayahnya didominasi varian Delta, menemukan mutasi asing yang lebih menular.

BACA JUGA:   Cara Doni Monardo Obati Prajurit Atlet yang Sakit

 

Artikel Terkait